Selasa, 28 Agustus 2012

Foto bugil ngentot amoy di bathtub



Foto bugil ngentot amoy di bathtub,,Pada suatu hari di kantorku, ketika aku sedang tidak begitu ada kerjaan, tiba-tiba aku teringat kalau 3 hari lagi adalah ultahnya Ayu. Wah, kayaknya perlu diberi kejutan nih selama 2 hari 2 malam di hari jadinya. Di otakku langsung saja terbayang hal-hal yang berbau seksual. Kupikir aku perlu ambil cuti 2 hari nanti, begitu juga Ayu. Lebih baik kutelpon dia sekarang.
Foto bugil ngentot amoy di bathtub,,“Halo, selamat siang, bisa bicara dengan Ayu”
Tak lama kemudian, “Halo Tono sayang, ada apa nih”, Ayu bermanja-manja padaku.
“Enggak ada apa-apa, cuma pengen ngajak kamu keluar makan siang nanti, bisa enggak nih”, tanyaku.
“Oh kalau itu sih pasti bisa, kemana nih”
“bagaimana kalau di kantin deket kantor kamu, oke??”
“Oke boss, saya tunggu yah, awas, jangan sampe telat!”, sambil ketawa-ketawa.
“Bye” lalu Ayu menutup teleponnya.
Lalu aku pun kembali bekerja, tapi di kepalaku sedang terbayangkan kira-kira apa yang bakal aku belikan buat dia nanti. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11.35. Wah, aku harus cabut nih, tak boleh telat. Untung boss sedang keluar kantor, jadi aku tak perlu minta ijin dulu.
Akhirnya sampailah aku di kawasan perkantoran di daerah Sudirman. Setelah parkir, buru buru aku pergi ke kantin yang sudah dijanjikan. Kulihat Ayu melambaikan tangannya dari jauh.
“Hai Ton!” Kami lalu mencari tempat makan yang sepi, namanya juga berduaan, mana enak makan di tempat yang rame banget. Setelah memesan makanan dan duduk di pojokan, lalu akupun berkata
“Eh, Yu, di kantor kamu lagi banyak kerjaan nggak?”.
“Emangnya kenapa” Ayu terlihat penasaran
“Kalau enggak sibuk, bagaimana kalau kamu minta cuti sama boss kamu selama 2 hari mulai tgl 12?.
“Buat apa Ton, apa kamu sedang merencanakan sesuatu?”
“Sesuatu yang akan membuat kamu tergila-gila”
“Apa tuhhh”
“Tunggu aja tanggal mainnya sayang” sambil kucubit lembut pipinya.

Selesai makan, kuantar Ayu ke kantornya, lalu akupun balik ke kantorku dan menyelesaikan pekerjaanku. Kira-kira 2 jam kemudian, Ayu menelepon.
“Halo Ton, saya udah ngomong sama bossa” katanya dengan suara lemas.
“Lalu apa katanya” tanyaku penasaran.
“Saya tidak dapet cuti 2 hari”
“Yah payah boss kamu, Yu. Kalau begitu nanti saya culik kamu pas harinya”
“Nah, kabar baiknya, saya dikasih cuti 3 hari, ha ha ha, kena kamu”, Ayu tertawa terbahakbahak.
“Hey, dasar kurang ajar kamu, dasar setan cantik, nger jain orang aja bisanya”
“Biarin, daripada kamu setan jelek”
“Yah udah, entar surprisenya kagak jadi deh”
“Jangan ngambek dong sayang, setan cantik khan cuma bercanda”
“Yah udah, 2 hari lagi saya ke tempat kamu abis pulang kerja”
“Oke deh, kutunggu dikau nanti, bye bye sayang”
“Bye bye” “klik”, lalu aku menemui bossku untuk minta cuti, dan untungnya dapet juga, mumpung bossku mood-nya lagi bagus hari ini.

Tak terasa, 3 hari pun berlalu. Sepulang kerja, kujemput Ayu di kantornya, lalu kami pergi ke supermarket untuk membeli makanan selama 3 hari, soalnya kami merencanakan untuk tidak kemana-mana selama liburan. Tidak lupa aku membeli madu 1 botol.
“Lho Ton, buat apa beli gituan” Ayu menatapku dengan heran.
“Itu bagian dari surprise tersebut, tunggu aja, yang pasti kamu bakalan merem melek nantinya” kataku mantap.
“Wah, saya jadi penasaran nih sama surprise kamu”
“Just wait ‘n see, honey” Selesai belanja lalu kami bergegas menuju apartemen Ayu.
Sesampainya di apartemen, aku langsung menarik Ayu menuju kamar mandi.
“Sabar dong boss, kayak enggak ada hari esok aja” katanya manja.
“Ultah kamu khan hari ini, so pasti memang tidak ada hari esok” kataku sambil melepas bajunya satu persatu.

Setelah ia bugil total, lalu kujilat buah dadanya, mulai dari putingnya ke dasarnya. Kuhisap-hisap putingnya dengan lembut.
“Oooohhhh Ton, enak sekali, terussss” desah Ayu
Ketika Ayu ingin membuka bajuku, kutahan tangannya.
“Sayang, buka dong, nggak adil nih”
Lalu kulepaskan semua pakaianku sehingga terlihat senjataku mengacung sangat tegak, ketika
Ayu ingin meraihnya, kukatakan padanya,
“Say, jangan dulu, hari ini kamu akan menjadi ratu, biarkan daku melayanimu sampai puas”

Setelah itu, lalu kubasahi seluruh badannya, dan kusabun seluruh lekuk tubuhnya, tak lupa buah dadanya kuremas lembut lebih lama. Kuputar-putar putingnya, Ayu hanya bisa mendesah nikmat. Lama juga aku bermain di dadanya, kira-kira ada 15 menit. Setelah itu tanganku mulai turun ke selangkangannya. Kumainkan klitorisnya, Ayu semakin mengerang hebat.
“Toonnnn, teerruss, terusss, auuughhh, enak sekali, terrruss”
“Ton, masukin dong penis kamu, saya udah gak tahan nihhh”
“Oh, yang itu nanti sayang, sabar aja”
“Tapi saya pengen banget nih, oohhh”
“Sabar aja, pokoknya hari ini kamu jadi ratuku, Aku bakalan membuat kamu orgasme ratusan kali selama 3 hari ini”
“Saaayyy, tulang saya bisa copot nih orgy ratusan kali”
“Biarin, salah sendiri punya body seksi sekali”
“Ahh aahhh aaahhh, seeessstt, guaa kayaknya pengen nyampe nih sayyy” Ayu meracau tak menentu.
Kupercepat gerakan jariku memainkan klitorisnya, sementara jariku yang lain sedang dihisaphisapnya seolah-olah ia sedang menghisap penisku.
“Aaaarrrggghh, I’m comminngg, honey, commiiingg, commiiingg, ohhhh”
Pinggulnya bergerak maju mundur sementara badannya melengkung kaku ke belakang, sepertinya Ayu sangat menikmatinya.
“Ton, tadi rasanya enak sekali seolah olah kamu lagi meng-onani vagina saya, ohh” Ayu mendesah pelan.
“Oh, itu masih belum apa-apa, nanti masih ada lagi yang lebih hebat sayy ” kataku sambil meremas-remas buah dadanya.
“Wah, mati aku deh, bisa bisa nanti kagak bisa kerja”

Kubilas tubuhnya dari busa yg masih melekat, terutama di bagian vaginanya karena banyak sekali cairannya yang mengalir keluar. Setelah tubuh Ayu bersih, lalu akupun mulai menyabuni diriku sendiri. Tapi tanpa kusadari tiba-tiba Ayu memelukku dari belakang dengan kuat lalu satu tangannya menangkap penisku.
“Eh kenapa say, kan saya bilang nanti” sambil aku melawan sedikit.
“Khan hari ini ultahku, kamu mesti nurut sama saya, kalau kamu bisa bikin saya orgy ratusan kali, saya juga mesti sedot sperma kamu sampai habis, baru adil” kata Ayu sambil menyeringai manis.
“Ya udah deh, saya nyerah sama ratuku, tapi bilas dulu dong sabunnya”.

Lalu Ayu membersihkan sabun terutama di sekitar penisku, lalu ia mulai mengocok-ngocok dan memainkan penisku, kadang pelan kadang cepat, ia mengocok sambil matanya menatapku dan tersenyum manis sekali.
“Bagaimana sayang, enak khan seperti ini?” Ayu tersenyum manis sekali
“Ohhh, aduuuh, enak sekali sayang, ohhh, uhhhh, wajah kamu manissss sekali sayangku” kataku sambil menahan rasa nikmat yang tidak terkira.
“Saaaayyyy, ganti dong pake mulut kamu”
Lalu dia dekatkan kepalanya, dan dijulurkan lidahnya. Kepala batang kejantananku dijilatinya perlahan, seolah olah sedang menjilati es krim. Lidahnya mengitari kepala senjata meriam aku. Semilyard dollar… rasanya… wow… enak sekali. Aku hanya bisa merem melek menikmatinya sambil bersandar di bath tub. Lalu dikulumnya batang kejantananku. Aku melihat mulutnya sampai penuh rasanya, tetapi belum seluruhnya tenggelam di dalam mulutnya yang mungil. Bibirnya yang tipis terayun keluar masuk saat menghisap maju mundur.

Ayu memasukkan dan mengeluarkan kejantananku dari dalam mulutnya berulang-ulang, naik turun.
Gesekan -gesekan antara kemaluanku dengan dinding mulutnya yang basah membangkitkan kenikmatan tersendiri bagi diriku.
“Auuh… aahhh…” akhirnya aku sudah tidak tahan lagi.
Batang kemaluanku menyemprotkan sperma kental berwarna putih ke dalam mulutnya. Bagai kehausan, Ayu meneguk semua cairan kental tersebut sampai habis.
“Duh, masa baru begitu saja sudah keluar.” Ayu meledek aku yang baru bermain oral saja sudah mencapai klimaks.
“Yu.., saya… udah 3 hari nih… tidak bercumbu dengan kamu…” jawabku terengah-engah.
“Tapi lumayan banyak juga sperma kamu, kayaknya boleh nih tiap 3 hari saya isep penis kamu, biar saya tambah awet muda” katanya tanpa melepas pegangannya dari penisku.
“Whatever you want, my queen” kataku sambil mencium bibirnya.
Lalu Ayu mulai menyabuni seluruh tubuhku, terutama di sekitar penisku agak lama, sehingga mau tidak mau penisku bangun lagi. Ayu mulai memainkannya lagi. Tapi aku tidak mau keluar lagi, jadi harus kustop dia.
“Eh, Yu, stop dulu, entar saya keluar lagi nih” kataku sambil menahan nikmat.
“Biarin aja, salah sendiri kenapa penis kamu gampang terangsang” katanya sambil tertawa.
Lalu ia melanjutkan menyabuniku, setelah itu ia membilas tubuhku, oh rasanya segar sekali, nikmat sekali rasanya dimandikan oleh pacarku ini, sesekali ia menjilat-jilat kepala penisku, sesekali ia menghisapnya, sambil matanya menatapku, oh manis sekali wajahnya. Selesai itu, aku mengambil handuk mengelap seluruh tubuhku dan tubuhnya, tak lupa aku melakukan gerakan memijat ketika sedang mengelap buah dadanya, ia hanya bisa merem melek sambil mulutnya megap-megap Lalu kutarik dia ke kamarnya, kuambil selimut baru lalu kugelar di atas lantainya. Kulihat Ayu sepertinya penasaran dengan tindakanku ini.
“Lho Ton, ngapain kamu”
“Ini surprisenya, sayang, nah sekarang kamu baring aja di atas selimut, saya ambil madu dulu”
“Wah kayaknya saya bakalan orgy gila-gilaan nih”
“Iya say, tunggu aja” teriakku sambil mengambil madu dari kulkasnya.
Sekembalinya ke kamar, kulihat Ayu masih berbaring, lalu aku duduk di atas pahanya, kubuka botol madu lalu kutuang di atas badannya, kulihat dia terkejut sedikit, mungkin akibat dinginnya madu tersebut, kugosok-gosok madu tersebut di seluruh tubuhnya, terutama di buah dadanya.
“Aaahh… Ton… sshhhss…” erang si Ayu ketika kuusap-usap permukaan dadanya rata terbungkus madu kecuali putingnya.
“Sshhh… terusss… Ton ciumin dong…” Dia menggigit bibirnya sendiri.
Wah, ternyata dia suka surprisenya, aku cium putingnya sambil memainkan lidahku melilit-lilit puting merah muda itu, kemudian kugigit manja.
“Aahhh… ssshhhss… aku mao keluar Ton… sshshhh bagaimana nih…” erangnya.
Segera kugosokkan madu ke arah paha dalamnya secara perlahan terus sampai mendekati daerah lipatan yang sangat hangat itu.
“Ahh… sshshs… Ton… jilat dong.. udah nggak tahan nih.. sss…” lirihnya.
“Sshhh hmmm… kok diam… please…” rengek Ayu.
“Tunggu ya….” jawabku.
Kemudian segera kujilati lubang kemaluannya sambil mengusap-usap payudaranya, dan mulai kujilati bibir luar vaginanya
“Ahhh… Ton… terus ssshhh… kamu… di situ… ssshh,” erangnya.
Dengan lidah kukait-kait klitorisnya sambil kutelusuri garis bibir vaginanya. Sambil menggoyangkan pinggulnya kiri-kanan Ayu berkata,
“Yesss… di situ… ahhh… ssshs…” katanya ketika mulai kuhisap dan menjilati klitorisnya.
Setelah membesar, aku tusuk-tusukkan lidahku di liang senggamanya tetapi tak kuduga reaksinya.
“Aahhh… shshshsh mmmhh ssss… terussss hhhmm,” Ayu menggelinjang-gelinjang sambil memaju-mundurkan pinggulnya, vaginanya seolah-olah merebut lidahku untuk masuk lebih dalam kerongga nikmat itu, sementara batang kemaluanku sudah merah padam dari tadi ingin segera menggantikan lidahku.
“Ahhh… teruuusss… teruuusss.. lebih cepaat… sssh…” gelinjang Ayu semakin cepat.
“Shshsss… aku hampiiirrr… shshhh… mmyamyam memem.. sss,” suaranya semakin kacau.
Pantatnya semakin cepat mengocok lidahku, sehingga selimut di lantai itu berantakan. Ketika gerakan lubang kemaluannya makin rutin, segera kuhentikan dan kutarik lidahku, terlihat alis si Ayu mengkerut seperti sedang bertanya-tanya, sementara dadanya masih naik-turun dengan cepat. Tanpa menunggu lebih lama lagi, secepatnya kuposisikan kepala penisku ke lubang hangat dan basah itu.
“Ahh… sshsh mmmm…” erang manja si Ayu. Memang penisku tidak terlalu besar, hanya kepalanya agak besar dan melengkung ke atas seperti terompet tapi panjang.
Badan Ayu menjadi kaku seakan menantikan sesuatu “Rileks sayang… sebentar kita lanjutkan perasaanmu,” bisikku.
Kemudian kudorong perlahan kepala penisku. Setelah kepala penisku masuk, secara bertahap kudorong batangku agak dalam, kutarik lagi sedikit, dorong lebih dalam, tarik sedikit, sampai…
“Bluessss… duk…” kiranya sudah mentok kebentur ujung rahimnya, padahal belum semuanya masuk lho. Terasa di tangan kiriku kira-kira masih tiga lebar jariku tapi efeknya
“Ssshhh… mmmhhhh… aaahhh… auh!” jerit tertahan Ayu.Aku pun semakin mempercepat gerakanku, aku goyang dan memaju-mundurkan agak kasar liang vagina sempit ini.
“Duk…bluessss… duuk… bluess…” kulihat pangkal penisku agaknya nyaris semuanya masuk,
“Sssh shhh shh… terussss… Ton… ssshhh,”
“Aku puas… ssshh hmmm… Ton… cepat… ssshh,” lanjutnya.
“Tubuhmu seksi… dan sempurna… sayang…apa boleh…” aku berbicara ngos-ngosan.
“Di… dalam… saja… shsh shhhh mmmhh…” Ayu memotong sambil menaikkan pinggulnya sambil menekan pantatku serta membenamkan seluruh penisku seluruhnya
“Aaahhh… sssmmmhh hhmmm…”
Kurasakan vaginanya berdenyut-denyut keras membuat suara becek goyangan kami yang makin keras.
Aku sudah tidak kuat lagi, ilmuku seakan hilang, kesadaranku melayang. Kemudian sambil melenguh kutarik pinggulnya lengket ke pangkal penisku dan kujilat serta kugigit putingnya, kulepas semua spermaku.
“Aaahh… ssshh…”
“Crot… crot… crot…” Hampir enam atau delapan kali semprotan maniku melesat ke dalam rahimnya.
“Aaahh ss mmm… hmmm… enak… hangat…” Ayu mengerang-erang, sambil terus menggoyangkan pinggulnya berputar-putar.
Dalam keheningan nikmat, kubiarkan penisku di dalam vaginanya yang masih terasa sempit, kucium lembut bibirnya dan Ayu pun membalas manja, kemudian kutatap matanya sambil tersenyum. Sambil bersikap manja Ayu memeluk diriku serta menggigit hisap leherku. Wah.. merah nih jadinya.
Aku kemudian mengangkat tubuhnya dan mengajaknya ke balkon untuk cari angin.
“Mau ngapain di balkon Ton?”, tanya Ayu terheran -heran.
“Aku pengen menutup surprise-ku dengan mandi’in kamu”, kataku lagi.
“Bagaimana mandi’innya?, tanya Ayu tambah heran tapi nurut saja ketika kurebahkan tubuhnya di atas kursi panjang tanpa senderan di balkon yang sepi itu. Tanpa menunggu lama, segera kuakhiri surpriseku dengan mandi kucing, yaitu dengan menjilat-jilat lembut seluruh permukaan tubuhnya yang bermandi peluh bercampur madu dan berkilat terkena sinar rembulan yang membuatnya makin indah dengan posisinya yang menelentang pasrah itu. Ayu senang sekali dengan perlakuanku itu, dan sambil mendesah kenikmatan dia berkata,
“Ton, kalau bisa kamu sering-sering nginap di sini, saya suka dijilati seperti ini.”
Kira kira ada 10 menit aku menjilatnya, lalu kugendong dia ke kamar mandi, dan kami pun saling membersihkan badan, saling menggosok satu sama lain. Setelah selesai, kami pun masuk ke kamarnya, karena sudah lelah sekali kami tidur nyenyak sambil berpelukan dalam keadaan bugil.
Keesokan paginya, antara sadar dan tidak, aku merasa seperti ada sesuatu yang aneh pada diriku. Ketika kubuka mataku, eh, ternyata Ayu sudah bangun, dan lebih kaget lagi kulihat Ayu sedang menghisap-hisap penisku. Melihatku sudah bangun, Ayu berhenti sejenak dan tersenyum.
“Selamat pagi kekasihku, bagaimana tidurnya” tanya Ayu manja sambil tangannya tetap mengocok penisku.
“Wah enak banget, tapi kok kamu curang sih, saya khan nggak ngerasain isepan kamu waktu tidur” kataku sambil mengusap-usap buah dadanya.
“Abis kamu tidurnya lelap sekali, saya kagak tega bangunin kamu, tapi siapa tahu kamu mimpi lagi diisepin ha ha ha” ia tertawa sambil terus mengocok penisku.
“Eh Ton, kok waktu kamu tidur, saya ngocokin kamu kok penis kamu bisa bangun sih”
“Ya bisa lah yaw, namanya juga penis orang, emangnya penis plastik, bisa aja kamu, tapi terusin dong pake mulut kamu, Yu”
“Ooooke boss, tapi kalau kamu mau keluar, bilang yah”
“Lho, emangnya kenapa?” tanyaku heran.
“saya mau pake sperma kamu buat olesin muka dan dada saya, biar kulit saya tambah kencang”.
Lalu Ayu kembali mengkaraoke penisku, oh, rasanya nikmat sekali, sesekali ia menatapku sambil tersenyum manis. Mulutnya bergerak maju mundur, sambil lidahnya menggelitik lubang kencingku, rasanya geli-geli nikmat. Tak lama kemudian, aku merasa akan keluar lagi.
“Yu, saya mau keluar lagi, ohhh aduuuh” kataku sambil menahan gemuruh di dadaku.
Langsung ia mengganti tangannya untuk mengocokku, dan akhirnya, “Aduuuh ohhhh, Yu terruuss, enaaakk”.
Penisku akhirnya memuntahkan sperma, tapi tidak sebanyak kemarin, dan Ayu langsung mengarahkan dadanya ke penisku, sehingga dadanya terkena muncratan spermaku, langsung dia oleskan ke seluruh permukaan dadanya.
“Yaahh Ton, kok dikit banget sayang, muka saya kagak dapet nih” Ayu sedikit merenggut.
“Abis tiap hari bercumbu terus sih, ya udah sayang, mumpung penis saya masih tegak, sekarang kamu nunggangin saya aja, khan kamu dapet enaknya juga”
“Nah begitu dong Ton, itu baru namanya pacar saya” Ayu tersenyum lagi.
Lalu ia duduk di atas pahaku sambil mengarahkan penisku ke lubang vaginanya. Perlahan tapi pasti, penisku mulai memasuki lubang kenikmatannya. Aku sendiri heran juga kenapa hari ini penisku perkasa banget, tapi aku tidak memikirkannya lagi, yang penting enaknya, bung. Ayu sendiri mulai bergoyang-goyang sambil meracau tak menentu, seolah olah sedang menunggang kuda, sementara aku meremas remas dadanya yang bergerak naik turun. Lumayan lama juga aku bertahan, kira kira ada satu jam, sementara kulihat Ayu sepertinya sudah orgasme 2 kali, tapi kulihat Ayu tidak berhenti juga, mungkin dipikirnya kapan lagi bisa dapat kesempatan seperti ini. Tak lama kemudian, setelah Ayu orgasme ketiga kalinya, barulah aku mulai merasakan akan orgasme.
“Yu, bangun sayang, saya udah mau keluar nih”
Langsung Ayu bangun dan mendekatkan mukanya ke penisku sambil tangannya mengocokku.
Dan akhirnya…
“Aaarrrgggggghhh, aduuuh, haaaahhhh” aku ngos-ngosan menahan nikmat.
Akhirnya penisku menyemprotkan spermanya ke wajahnya, lalu ia menggosoknya ke seluruh wajahnya sampai rata.
“Terima kasih sayang, saya puas banget hari ini, saya tidak menyangka bisa orgy sampe 3 kali, kamu perkasa sekali” kata Ayu sambil berbaring memelukku.
“Abis bodi kamu seksi banget sih, terutama dada kamu, apalagi pas lagi nunggang saya, kelihatannya seperti dewi dari langit yang lagi goyangin saya.”
“Ah ah, bisa aja kamu” kata Ayu sambil mencubit hidungku.
Tanpa terasa, kami tertidur lagi sambil berpelukan, mungkin saking lelahnya bersenggama tanpa henti.
Begitulah seterusnya, setiap ada waktu kosong aku dan Ayu langsung main lagi, seolah-olah nafsu kami tidak pernah terpuaskan. Selama 3 hari yang kami lakukan hanya makan, main, tidur.
Selama 3 hari itu pula kami seperti Tarzan dan Jane, bugil terus. Rasanya anda para pembaca bisa membayangkannya sendiri bagaimana nikmatnya hidup seperti itu. Tapi yang paling penting bagiku adalah cintaku padanya dan cintanya padaku, walaupun aku masih belum tahu sampai kapan kami bisa hidup bersama.

Foto Sex Bugil Jadul

Foto Sex Bugil Jadul kemarin abis bongkar2 gudang di rumah. ehh gue malah nemu album jadul milik babe gue dulu…penasaran gue buka..busettt tenyata ada foto sex jadul tahun70 an….wahh itu jaman nya babe gue masih muda banget..ternyata babe gue dulunya doyan juga yang namanya foto bugil
Foto Sex Bugil Jadul ini adalah foto bugil bispak yang di abadikan ama babe gue waktu dia lagi nyewa bispak di hotel. body bispak jaman dulu ternyata gak kalah merangsang ama body2 bispak jaman sekarang..sepintas kalo di liat wajah bispak jadul ini mirip2 artis sinetron siapa gitu …gue lupa namanya…buat ente yang penasaran ama foto sex Bugil jadul langsung aja cekidott







Foto Bugil Tante Janda


Foto Bugil Tante Janda Mata siapa yang gak seger lihat nih tante cantik mulus putih seger banget lagi, bikin penasaran kapan ya bisa kenalan ama doi, tenang aja, jangan panik, sekarang kan ada komunitas tante girang, kali aja bisa berbagi tante disana silahkan daftar aja ya.  dalam foto bugil ini  nampak tante ini bebas dari jerawatan mulus banget dan wow buah dadanya istimewa banget! Toket gede nih tante cantik.
Foto Bugil Tante Janda Ok kembali ke tante Cantik ini yang mempunya toket gede tersebut pertama kutaksir umur tante tersebut adalah sekitar 35 tahunan namun apa yang terjadi?? ternyata doi dah kepala 28 broo,, body tante bongsor tapi tetep menarik bagi brondong seperti gue. Karuan aja banyak yang tergila-gila sama tante girang cantik seksi putih mulus toket gede kek begini, mana tahan bro, cuantik bener mukanya.
Image Hosted by UploadHouse.com


Image Hosted by UploadHouse.com


Image Hosted by UploadHouse.com


Image Hosted by UploadHouse.com

Desahan Gairah Birahi Ibu Rumah Tangga


Saat kulihat Jam menunjukan pukul 10:00 pagi, langsung aku berdiri dari tempat tidurku ‘ wahh telat bangun hari ini’ batinku dalam hati sudah terbayang bagaimana macetnya Jakarta pagi ini..dengan secepat kilat aku segera bergegas mandi dan langsung kuinjakan pedal gas menuju tol untuk segera sampai dikantor….. Ternyata nasib baik tidak berpihak padaku sudah hampir 2 jam aku terjebak macet seusai turun dari tol….Hpku terus berdering2 memanggilku untuk segera mengangkatnya…ohh shit ternyata Bosku sudah 5 kali miss called…terbayang mukanya yang selalu marah jika ada anak buahnya yang terlambat datang ke kantor…langsung kutepikan kendaraanku di tepi jalan sembari kubuat suaraku serak seperti orang yang sedang sakit…hallo bos mohon maaf Bos saya terkena diare semenjak semalam, mungkin salah makan pas meeting kemarin sore suara sengaja kubuat pelan mungkin..hehehehehe…..tak disangka ternyata Bosku juga mengalami hal yang sama..Beliau malah terlihat suaranya lebih lemas dariku, oh Pak ardi juga mengalami diare sama seperti saya kata Beliau, Memang semenjak kemarin sore saya sudah curiga tentang rasa kepitingnya rebus kok agak asam ternyata betul dugaan saya Kata Pak David Bosku….aku hanya meng-iyakan saya perkataan Beliau..Trus Bagaimana dengan meeting kita dengan Para Direksi? Sebentar lagi RUPS lho Pak ardi , kata Bosku…aduhh Bos Mohon maaf saya tidak bisa masuk hari ini Bos, tapi saya sudah buat slide presentasinnya Bos saya kirim via email saja yah…jika ada revisi dari Bapak saya kerjakan dirumah..besok Langsung Kick off-nya….hmmm begitu ya celoteh Bosku okelah kalau begitu sampai besok, cepat sembuh ya Pak Boss, batinku dalam hati senang hahahahahahaha Liburrr hari ini..wkwkwkwkwkwkwk……

Langsung kuputar balik arah kendaraanku pulang menuju rumah…kurogoh saku kantong langsung kunyalakan rokok sampoerna kegemaranku tapii yah tinggal sebatang harus beli lagi nih…tiba2 saat kulihat jendela kaca mobilku kulihat ada seorang ibu-ibu menyebrang menuju swalayan ..sepertinya ibu itu takut2 untuk menyeberang hingga kuberhentikan mobilku sebentar,, aku sempat tertegun wajahnya lugu putih terlihat terawatt…waw ibu china ini sangat membuatku terangsang dia hanya memakai kaos putih ketat dan rok diatas lutut, masih terlihat sopan tapi gilaaa kakinya mulusss bangetttt putihhhh…penisku langsung juga ingin mencoba melihatnya..mulusssss sekaliii… .
Aku langsung mengambil lajur kiri dan memacu mobilku secara perlahan-lahan dibelakang ibu itu..
Kebetulan jalan ini sepi sehingga aku bisa asal-asalan berkendara.. ow ternyata ibu itu masuk ke swalayan yang Cuma beberapa meter dari mobilku..langsung aku mengikuti, kebetulan juga rokokku udah habis skalian beli dan sekalian iseng coba godain itu ibu-ibu cantik..wkwkwkwk
Sesampainya diswalayan aku ambil trolly barang…..lumayanlah sekalian beli kebutuhan sehari-hari bulanan…lagian isi kulkasku udah menipis…..sambil aku mencari kentang goreng buat sarapan besok..aku melihat ibu itu sedang membawa sebuah keranjang matannya tampak binggung memilih-milih sesuatu barang kebutuhan sehari-hari…aku dengan semangat coba mendekatinya….pura-pura ingin membeli barang juga yang ada di rak samping ibu itu….
Kutatap seluruh tubuhnya…kutaksir umur ibu itu sekitar 42 tahun….tindak terlalu tinggi tapi langsing, payudaranya lumayan skitar 34 bhnya….rambut agak pirang coklat sebahu..tapiii yang bikin aku terangsang jari kakinya yang lentik jari kaki kanan yang tengah terdapat cincin kecil dikakinya , dan dipergelangan kaki kirinya terdapat gelang kaki…betisnya muluss banget ….hmmmmmmmmmmm sejenak aku tarik nafas..harum juga ibu ini…..keringat campur bau wangi parfum mahal sepertinnya…. Tiba-tiba saja keranjang barang ibu itu terjatuh..ternyata gagang keranjang tidak mampu Manahan beban isi barangnya…dan langsung menimpa kaki ibu itu….aduhhh jeritnyaaa….aku langsung bak seorang hero membantunya berdiri dan bertanya ibu tidak apa-apa? ardi bantu ya BU….oh iya makasih ya Mas katanya….aku tuntun ia ke luar swalayan…dan aku pesankan minum untuknya..ibu ini terlihat masih kesakitan dan shock…Ibu tunggu disini dulu yah..ardi mau membayar barang2 ardi..oh iya ibu ada barang lain yang dicari selain yang di keranjang tadi?…hmmm gak ada Mas ibu itu hanya terdiam, itu saja belanjaan saya kata ibu itu, oh iya bisa sekalian minta tolong bayarin dikasir barang-barang saya Mas ini duitnya..saya belum bisa jalan soalnya Mas….

Langsung aku jawab…ntar aja Bu ardi bayar sekalian..nanti khan tinggal di check Bonnya..oh gitu yah kata ibu itu makasih ya Mas…
Buru-buru aku bayar semua barangku dan barang-barangnya aku satukan di trolly, tidak ketinggalan rokokku juga….setelah selesai membayar aku langsung duduk di meja foodcourt ibu itu..ini Bu barang-barangnya…berapa Mas belanjaan saya? Ah ga usahlah Bu saya bayar pakai kartu kredit kok lagian sedang ada promo diskon untuk barang-barang ibu timpalku meyakinkan…berapa sih harga 1 lusin telor, mie instant dan beras kataku sambill bercanda ardi baru dapet rejeki..hehehehe…aduh Mas saya jadi gak enak…serius ga masalah ko Bu kataku…ibu itu masih terlihat binggung..langsung saja kualihkan perhatiannya dengan menanyakan kakinya bagaimana bu sudah baikan? Sudah agak lumayan Mas..oh iya nama ibu siapa? Aku ardi…saya Aurel Mas………..ok …sekarang ibu tinggal dekat sini kataku…iya Mass dekat sini….Mas saya mau pesan taxi saja karena saya rasa gak begitu kuat kalau naik Bis…hmmm jangan Bu Aurel kebetulan saya tinggal di dekat rumah Bu Aurel hanya beberapa blok saja dari rumah ibu..gayaku meyakinkan ….aduh jangan Mas ardi saya tidak enak merepotkan…ditambah Masa Mas mau jalan dengan ibu-ibu tua seperti saya nanti apa kata orang yang melihat..hahahahahaha tawaku…lho gak apa2 BU Aurel siapa yang bilang Bu Aurel ibu tua..wong masih kayak anak umur 28 tahunan..hihihi…ibu itu terlihat mukanya memerah saat kukatakan seperti itu…udalah Bu Aurel ayo ardi anterin..sambil mendorong trolly bu Aurel terlihat binggung dan berjalan tertatih-tatih dibelakangku..
Kumasukan semua barang2 belanjaanku dan belanjaan Bu Aurel..sebelum itu kubukakan pintu untuknya….bak seorang lelaki gentlemen..setelah keluar dari swalayan aku mencoba mencairkan suasana karena dari tadi ibu itu hanya diam saja di mobilku..Bu Aurel kok sendirian belanjanya..memang pembantunnya kemana? Tanyaku…Bu Aurel menjawab saya sudah gak ada pembantu Mas semenjak 3 bulan yang lalu, anak saya 1 masih sekolah di luar negri….oh gitu Bu, lho memangnya kenapa kok bisa ga ada pembantu sih? Sepertinnya Bu Aurel juga tidak biasa keluar rumah, tadi saja saya lihat Bu Aurel menyebrang jalan takut-takut / ragu..Bu Aurel menatap saya terlihat matanya sayu dan sedih, iya Mas ardi saya sudah tidak bisa membayar pembantu karena saya saja sudah tidak ada uang lagi untuk membayar mereka keuangan saya sangat sulit, suami saya sudah hampir 6 bulan tidak pernah pulang krumah….hah batinku dalam hati pasti Bu Aurel sudah tidak pernah berhubungan sex niiii…
Oh gitu Bu, memang Bu Aurel laki-laki memang begitu suka mau enaknya saja bla-bla-blaaa ocehku…,tiba-tiba saja Bu Aurel melotot ke arahku dan berkata , anda jangan seenaknya saja menuduh suami saya main perempuan dan mata keranjang dia tidak begitu dia hilang entah dimana sekarang karena musuh bisnisnya..ada persaingan tidak sehat di dalam bisnis suamiku dan tiba tiba saja suamiku menghilang, dia sangat setia pada saya..langsung Bu Aurel menaikan nada bicaranya, saya heran sama Mas ardi mulai dari anda bicara bahwa saya menuju swalayan , menyebrang dengan takut2 anda tahu dan baik sama saya, apa dari tadi Mas ardi mengamati saya?? Atau Mas ardi ada maksud lain sama saya???
Bagai disambar gledekk..aku langsung menelan ludah,, mencoba berfikir sejenak gilaaaa…pertanyaannya menyudutkan aku, bisa bisa ketahuan aku mau menikmati tubuhnya…tiba-tiba saja terlintas dalam benakku ,teringat saat aku menonton film bokep tapi ada ceritanya tentang pemerkosaan ibu-ibu..wahhhh tiba-tiba munculah ide gila dariku……

Langsung kutatap mata ibu ini seperti serigala mau menerkam mangsanya…HMMMmm Bu Aurel heran yah sama saya………..kenapa saya baik sama Bu Aurel..sebelumnya saya minta maaf kalau perkataan saya salah tentang suami Bu Aurel, tapi niat saya Baik Bu Aurel saya mau memuaskan Bu Aurel..sangat ingin Memuaskan Bu Aurel…..apa Maksudmu kata Bu Aurel..diam Bu Aurel atau saya Bunuh ancamku…saya dari tadi memang secara tidak sengaja memperhatikan Bu Aurel dari seberang jalan….saya awalnya hanya ingin kenalan dengan Bu Aurel tapii setelah saya lihat saya benar-benar nafsu sama kamu sayang….
Terlihat Bu Aurel diam seribu bahasa dan langsung kaget ..bibirnya bergetar….sambil sesekali melihat jalan kupacu mobilku kearah Tol kukunci mobil ini dan kujalankan dengan kecepatan 100…kudengar suaranya terisak-isak airmatanya menetes dipipi…..mau kamu apakan saya ardi , saya tidak punya uang saya juga sedang dalam keadaan susah, kamu tega membuat saya menderita, kalau kamu kasihan sama saya ..turunkan saya saja di pintu keluar tol..saya cari taxi..saya tidak akan menceritakan kejadian ini sama siapapun…kumohon ardi..saya seorang ibu rumah tangga biasa..saya yakin kamu bisa mendapatkan wanita manapun dengan mudah..tolonglah saya katanya sambil menangis….
Saya langsung tertawa..hahahahaha…mencari wanita murahan / matre itu gampang Bu tapi mendapatkan ibu rumah tangga yang cantik,setia dan terawatt saya belum pernah…sudahlah Bu Aurel diam saja saya tidak akan menyakiti ibu..saya hanya akan menikmati tubuh bu Aurel dan saya yakin Bu Aurel akan ketagihan nantinnya…
Sebetulnya saya iba karena ibu ini menangis terus di dalam mobil…kulihat tubuhnya bergetar karena saking sedihnya…ibu ini sampai terbatuk-batuk susah bernafas…hati kecil aku berkata sudahlah ardi kamu jahat banget lepasin saja ibu ini antarkan kerumahnya kasihan dia..

,,tapi tiba tiba saja setan dipikiranku berkata..kalau kamu lepasin ibu ini lo bego banget ardi, mending dari tadi gak usah kamu bawa..coba pakai logika berfikirnya kalau dilepasin ada beberapa kemungkinan yang membahayakan kamu..yaitu :
1. Kamu lepasin dan ibu ini bisa melaporkan kejadian ini kepada pihak yang berwajib..bisa2 masuk penjara kamu…
2. Kamu lepasin ibu ini ternyata suaminnya pulang dan mengadu pada suaminnya bisa-bisa dibunuh kamu ard…
3.. kalo ternyata ibu masih kerabat yang kamu belum kenal bisa mampus lo ndrii…
hanya anda satu option ardi tolol elo nikmatin ibu ini,,,bikin dia orgasme berkali kali dan pulangkan dia tapi ingat jangan disakiti…malah ada kemungkinan itu ibu nagih lagi….hmmmmmmm akhirnya setelah menimbang2 aku jatuh pada pilihan setan..urusan nanti bagaimana nanti..hehehehehehehehehehe.
Kebetulan sudah sampai pas satpam kompleks rumahku, karena sistem rumahku claster jadi hanya membunyikan klakson 3 kali dan security sudah hapal mobilku langsung membuka portal…aku langsung melaju dan membunyikan klakson lagi tanda terimakasih telah dibukakan portal oleh security pos depan kompleks..tibalah pada saat yang mendebarkan..jujur aku deg2an gak karuan hatiku..campur sedih,terangsang dan binggng pada diriku yang bisa setega ini pada ibu2..tapi aku gak berfikir terlalu lama…aku masukan mobilku ke garasi, sebelumnya mobilku kukunci dari luar..tidak bisa dibuka karena aku sudah seting sentral locknya…
Setelah sampai dirumahku kubawa ibu Aurel keruang tamu menuju kamarku dia berjalan masih tertatih-tatih dan menangis pula..ku gendong dia masuk ke kamarku kunyalakan AC ku setel yang paling dingin …ku kunci dari luar…kutinggalkan bu Aurel di dalam…aku duduk dulu di ruang makan menyalakan rokokku sebentar..membuat teh hijau hangat untukku dan bu Aurel..ku telfon pembantu bi asih agar tidak usah datang malam ini besok saja yah bi saya lagi pengen sendiri..iya mas kata bi asih..bi asih adalah pembantu turun temurun keluargaku, karena aku tinggal sendiri di rumah seluas ini aku minta pada keluargaku agar bi asih kerja denganku hanya pagi jam 9-11 siang dan sore jam 4-5 untuk membuatkanku makan malam…
Aku kembali ke kamarku dan melihat bu Aurel sudah agak tenangan tapi masih tersisa air matannya duhhhh Bu Aurel sexy banget..dia hanya melihat mataku dan bilang kurang ajar kamu ardi……aku hanya tertawa saja…..kunyalakan tv kamarku kusetel film porno ,,aku keluar kamar lagi tidak lupa kukunci kamarnya….

Aku ke tempat cucian aku cari tali jemuran dan handuk kecil…..kubiarkan selama 30 menit bu Aurel mengigil dikamarku..hahahahahaha pasti acnya dinginn…ditambah menonton film bokep….pasti hatinya kacau campur deg2an batinku…..setelah semua siap aku masuk ke kamarku…ternyata bu Aurel duduk dipojok sudut kamar tidurku..kenapa bu Aurel menonton tidak diranjangku kataku..kamu mau apa bangsttt kata bu Aurel..andry mau kamu bu….kataku… bu Aurel coba berontak langsung kupegang kedua tangannya..dan aku membentaknya silahkan teriak disini tidak ada yang mendengar ditambah kalau kamu tidak bisa bekerjasama dengan saya aku bunuh kamu..kasian anakmu diluar negeri pulang2 mamanya mati…mendengar kata2ku langsung ibu ini diam dan meneteskan airmata lagi…kujilat air matanya kucium bibirnya…

setelah ku peluk tubuhnya mengigil..keringat dingin penuh disekujur tubuhnya..pas aku raba bagian sensitifnya ..celananya basahhh..whahahahahahaha…aku langsung tertawa…kenapa sayang kamu takutnya sampai ngompol begitu….kupapah bu Aurel ke kamar mandi…kunyalakan showerku kumandikan dia dengan pakaian lengkap…kusiram terus mukanya dan bibir bu Aurel..terlihat dia agak susah bernafas..setelah itu kubuka kaosnya….kubuka behanya.. dan terakhir celana dalamnya….kumandikan dengan penuh perasaan..seperti memandikan bayi….kusuruh bu Aurel tiduran di bathub ku sabuni kakinya vaginanya ..seluruh badanya agar wangi..kemejaku pun basah oleh busa sabun….aku suruh dia berdiri setengah menunging karena takut bu Aurel hanya menurut saja..kumasukan sabun itu secara perlahan-lahan ke anus bu Aurel..ahhhhhhhhhh shhhhh…pantatnya pun bergetar tanda kegelian sekaligus penolakan…aku berkata saya bilang dia nurut saja….saya mau menikmati tubuh ibu secara utuh dan bau wangi….
Setelah selesai ku handuki badan bu Aurel…ku keringkan rambutnya yang basah…Ku papah dia ketempat tidur….setelah tadi mandi memakai air hangat masuk kekamarku dengan kondisi suhu ruangan dingin sekali bu Aurel mengigil…matikan acnya ardi ibu tidak kuat dinginnya..tenang buuu kataku ibu nikmati saja sensasinya..aku ambilkan teh hijau untuknya dan langsung bu Aurel meminumnya….terasa hangat tenggorokannya bu Aurel tidak batuk lagi….setelah itu kulumuri seluruh tubuh bu Aurel dengan lotion dicampur baby oil..sungguh mengkilap tubuhnya..kupijat seluruh badannya..bu Aurel pasti capai sudah menangis seharian kataku..dia hanya diam saja..mungkin bu Aurel sudah pasrah batinku..kulihat kaki bu Aurel sungguh sangat lentik…ada memar di dengkulnya karena kejatuhan barang belanjaan tadi…langsung kuambil handuk kulilitkan tali rafia di pergelangan tangan kanannya begitu juga pergelangan tangan kiri..tangan kanan ku ikat ke ujung tempat tidur..dan tangan kiri pun sama…Bu Aurel shock dan menangis lagi kamu apakan aku ardi ? jangan kamu bunuh aku seperti phsykopat..
imagebam.com

aku belum mau mati..whahahahahahaha..aku tertawa tenang saja bu..aku gak akan bunuh ibu kok…setelah kedua tangan terikat..ku cium bibir bu Aurel..namun bibirnya tetap tertutup ..bu Aurel memejamkan mata…kucoba mejilat telinganya dan lehernya…bu Aurel hanya menundukan wajahnya terlihat kegelian…aku cubit kedua putingnya 3 kali karena licin oleh baby oil..dia hanya bilang aduh sakit , kata bu Aurel….tapi aku terkejut aku ga mencubit keras2 kok dibilang sakit..tapi tiba-tiba putingnya mengeras..aha batnku pasti dia sudah terangsang….aku senyum senyum sendiri..dia membuka mataku..terlihat memerah matanya dan menutup mata lagi…..dari tadi sungguh aku tergila gila pada kakinya terutama jari2 kakinya yang lentik….langsung lidahku menyapu jari kelingking kirinya..aku emut2…bu Aurel terlihat berontak kegelian.
.aku pegang kaki kirinya agak erat..aku jilat telapak kaki kirinya….aku kulum jempol kakinya…ahhhhhhhhh teriak bu Aurel geliiiii ardi…..aku diam saja aku pindah ketelapak kaki kanannya..aku jilatin sampai basah kedua kakinya ku kulum jarikaki kanannya yang ada cincinya menambah nafsuku….badan bu Aurel mengelinjang kesana kemari…sudah skitar 5 menit aku mainkan kakinya aku gosok2kan dengan penisku…..aku ciumi kedua pahanya…dekat selankangannya..aku cium pusarnya….aku langsung mencium kedua putting payudarannya…bu Aurel ter-engah-engah..ardiii stopppp..ahhhhh……sttthhh..dia terlihat geli…10 menit aku jilat payudaranya tak luput ketiaknya yang wangi sabun mandiku…..langsung ku kangkangkang kedua kakinya…ardiii kamu mau ngapainnnn kata bu Aurel…aku mau jilatin semua badan bu Aurel…tapi ardi jangan disitu jorok ah ibu belum pernah…hahahahahaha pasrah juga ibu ini…langsung lidahku menyapu vaginannya 5 kali..
pada saat sapuan2 lidah ku bu Aurel tersentak kaget..hmm asinnn..ternyata vagina bu Aurel sudah becek banget nihhhhhhh…kataku..bu Aurel hanya memerah mukanya…dan hanya belingsatan..langsung kujilati anusnya..ada bau khas disitu hmm wangi juga lidahku coba menerobos lebih dalam liang vaginanya..ahhhhhhh ardi ahhhhhh geli ardiii itu khan anussssssss,,jorokk ahh..aku ga peduli tapi aku bilang tapi enak kann bu…..aku beranjak ambil baby oil lagi kulumuri dengan tangan kananku…tangan kiriku mulai memasuki vagina bu Aurel yang sudah sangat basah oleh air vaginanya dan air liurku…kocok dengan ritme yang tidak terartur 5 kali pelan 6 kali kencang dann terus yah tidah lama skitar 3 menit ardiiiiiiiiiiiiiiii ohhhhhhhhhhhh ardiiiiiiiiiiiiiiii…sayaaaaaa gak tahan..
ayo bu jangan ditahannn keluarkan saja kataku…….ini rasanya kok seperti geli campur mau pipis kata bu Aurel…hah dalam hati aku menduga ternyata bu Aurel pasti belum pernah merasakan orgasme..goblok benar suaminnya batinku….akhirnya bu Aurel mengejan dan melenguh seperti sapi yang mau dipotong..hehehehehehe…aku jilati jariku yang basah oleh cairan vagina ibu ini…yesss berhasilll kataku dalam hati…kubiarkan bu Aurel menikmati orgasmenya 1 menit setelah itu aku langsung tanpa memberi ampun kupercepat ritme tangan kiriku untuk mengocoknya..dan tangan kananku jari tengah pelan2 masuk ke anus..karena licin oleh baby oil agak mudah sampai mentok jariku tengahku…dia melenguh ardiiii ..apa sayang? kataku..rasanya bagaimana bu Aurel kataku…agak geli, panasss ya dilubang anusku katanya…..aku mulai memainkan kedua ritme tanganku…dan tidak sampai 2 menit bu Aurel teriak2….orgasme kedua ardiiiiiiiiiiii ibu mau keluar……serrrr terlihat vagina bu Aurel basahh..dan perutnya mengigill udah ardi stop..ibu mau pipis lagi …orgasme ketiga..aku tidak peduli……aku terus mengocoknya dengan cepat..akhirnya bu Aurel lemasss sekali dia hanya bilang..ardiiii kamu hebat ibu tidak pernah merasakan sensasi seperti ini katanya…aku langsung bediri kubuka semua pakaianku….bu Aurel melotot melihat tubuhku…kenapa bu kataku aku memang suka berolah raga jadinya ya sixpack ni perut..aku pikir dia terperangah oleh perutku kebangaanku selama ini ternyata dia melotot melihat penisku yang besar , berurat dan kepala penisku bak helm tentara..kenapa bu besarnya kataku..dia bilang iyaaa aduhhhh aku takut sakit ardd…apa muat masuk itu ??….tenang saja bu pasti bisa asal pelan pelan kataku…

Penisku sebenarnya dulunya biasa saja tapi akibat dulu sering kepijat alat vital..ditambah beli pompa penis dan oil pembesar bikin membesar kayak roket dan panjang..wkwkwkwkwkwkwkwk
Aku suruh bu Aurel kulum penisku..dia diam saja agak jijik sepertinya..langsung aku bilang ayolah bu Aurel..ibu ingin pulang kan..dan pengen semua ini cepat berakhir…langsung bak dicocok hidungnya ibu ini nurut..tapi mulutnya sangat tipis kecil dan merah seperti vaginanya….susah masuk penisku hanya 1/3nya mana kena gigi lagi haduhhh..bu Aurel belum pernah menghisap penis suami ibu ya kataku…dia bilang sering dulu tapi tidak sebesar ini…pantesannnnn gumamku… Langsung aku coba memasukan penisku kelubang vaginanya…pelan2 ya ndri…iya sabar sayang kataku. Agak seret pertama..aku gak kehabisan akal aku jilatin terus vagianya….mulai basah dan itu kesempatanku ..setelah masuk semua..bu Aurel tepekik aduh ardi…kenapa bu kataku ..rasanya padat banget penismu , vagina ibu jadi geli tapi agak sakit yah..sabar bu sebentar lagi enak…aku percepat ritmeku hmmmm keluar lagi untuk kesekian kalinya bu Aurel…aku susupkan jari telunjuk kananku ke anusnya..makinnnn teriak2 bu Aurel..aduhh ardiiii aku keluar lagiii…saking beceknya vagina bu Aurel membasahi spreiku….pelan2 ku masukan 2 jari ke lubang anusnya hingga 3 jari…….makin kencang suara bu Aurel ..aduhhh andryyy enakkkk ardiiii….aku tarik penisku dari lubang vagina bu Aurel…aku masukan ke anusnya..

awalnya bu Aurel menolak tapi aku tenangkan..enak ko bu tenang saja…benar saja dan blesssssss….secara perlahan tapi pasti penisku masuk ke dalam anusnya…mata bu Aurel melotot menahan panas di anusnya dicampur tanda enak…aku genjot perlahan & cepattt..bu Aurel…aduhhhh sayanggg aduhhhh ternyata anus ibu yang kamu kerjain vagina ibu ikut geli lagii kata bu Aurel…hahahahahahaha memang begitu ibu sayang, kalau penetrasi yang pas dan tepat saatnya di anus bisa membuat orgasme malah lebih dashyat kataku……hanya beberapa menit bu Aurel kembali mengulang orgasmenya, matanya melotot dan bibirnya meracau…perutnya pun bergetar hebatt..stopp ardi ibu tidak kuat…aku tidak peduli aku teruskan kedalam anusnya….aduhhh bu enak bangettttt anget bangettttt dan sempit banget anus bu Aurel…iya sayanggggggg ardiiii ibu sudah ga kuat stop ya please..ibu mau pipisss niiiii…benerannn mau pipissss kata bu Aurel…aku tertawa saja ya udah pipis aja dikasur kataku aku dah nanggung kataku…langsung bu Aurel karena tak tahan orgasme terusss pipis diperutku..terasa hangat pipisnya ..bodo amat sprei nanti bisa kucuci…ini baru sex yang berbeda jangan dilewatkan walu semenitpun gumamku,,,,,,bu Aurel hanya bergetar2 hebat paudarannya merah dan puntingnya kugigiti secara halus..akhirnya pertahanku pun jebolll..aku tumpahkan spermaku di anusnya…..crotttttt crotttttt crotttt………….ahh Bu Aurel..aku pun ambruk diatas badan bu Aurel kugigit bibirnya kucium mesra…dan ternyata bu Aurel pun membalasnya…………………heheheeeee akhirnya strategiku berhasillll……bu Aurel membalas perlakuanku ….

Setelah itu aku lepas ikatanya aku mandikan lagi bu Aurel dan kupakaikan kemejaku…agak terlihat longgar dipakainya tapi menambah sex-appealnya yang tinggi…aku angkat kasurku..aku taruh di jemuran atas..aku lantas mandi…..bu Aurel duduk di sofa dekat ruang makan..aku buatkan popmie untuk berdua…trus kita berdua makan bareng…kulihat bu Aurel lapar sekali…..lahap sekali dia memakannya…waduh buuuu laper gara2 orgasme ya kataku…bu Aurel menunduk malu…..habis aku khan dah tua kamu kasih orgasme terus mana aku bisa tahan mas ardi katanyaa…aku hanya tertawa…
Aku lantas menyalakan rokokku dan menanyakan tentang kehidupan pribadinya yang skarang..ternyata bu Aurel hidup di apartemen sendiri tidak ada siapapun dirumahnya….ya udah bu kalo begitu bu Aurel aku panggil Aurel aja ya..nginap disini saja toh di apartemen bu Aurel tidak ada siapa2 juga..bu Aurel hanya diam lantas mengangguk…semenjak kejadian itu bu Aurel hampir setiap hari tinggal dirumahku…persetan kata tetangga lagian kompleks rumahku bodo amat…ga ada yang usil…..Aurel sayangku sudah mulai jago dalam urusan sex…dia sudah jago mem blowjob penisku,,,dan malah suka menjilati sun –holeku katanya baunya khas lelaki…hahahaha ada ada saja….tapi akhirnya sorga dunia ini berakhir juga……setelah 1 tahun berlalu Suaminya telah ditemukan oleh keluargannya dalam keadaan cacat kakinya patah dan sudah bisa berbicara walaupun terbata2….bu Aurel menangis dalam pelukanku dia bilang sangat mencintaiku dan hal2 sex yang telah kuberikan akan tetapi , aku adalah seorang istri ..

memang aku salah mas ardi aku udah berhubungan sex dengan orang yang bukan suami aku kata Aurel..aku sedih bercampur terharu mendengar kata2nya..sebetulnya yang salah ya aku..aku tau kamu istri setia aku hancurkan kehidupan kamu….tapi menurut pembenaranku dalam berkata bak pahlawan kutu kupretttt aku bilang, kamu ga salah2 amat kok lagian menurutku kamu khan setia aku yg mau perkosa kamu gak tahunya kamu ketagihan candaku,,, langsung Aurelku mencubit perutku,,,,aduhhhhh sakittt sayangg kataku….lagian kamu taunya suamimu hilang dan bisa dipikir malah gak akan pulang..makanya kamu berfikir kita bisa melanjutkan hubunggan ini kataku meyakinkannya…iya katanya masih agak terisak Aurelku sayang Aurelku malang….aku ajak ngentot dia hanya tersenyum sudah ya aku sudah ga bisa lagi karena ternyata suamiku ada dan dia sudah mau pulih dari keadaannya..Aurel pun mencium bibirku dan mengecup keningku lembut rasanya….aihhh romantic dombrettttzzzz……Aurel pun tersenyum padaku dan berlalu, Sudah 6 bulan berlalu kucoba hubunggi hpnya,,kucoba mobilku melewati rumahnya tak juga kutemukan Aurelku sayang…rumahnya pun kosong melomponggg…..aku sungguh pusingggggg mencarinya..kunyalakan rokokku…sambil kuhisap dalam2 asap rokok ini aku teringat kenangan lalu bersama Aurel…tiba2 saja sms masuk di hpku dari nomor tak dikenal…saya kubuka kata-katanya…
‘’hai Mas ardi apa kabarnya? Semoga dalam keadaan sehat slalu ya..smoga sukses juga untuk karirnya..cepetan cari istri sana , kamu kangen aku ga??? Aku sering memikirkan kamu tapi maaf ya hubunggan kita harus diakhiri sampai disini, maybe in another life kita bisa bertemu..kamu baik2 ya dijakarta…aku udah tinggal di manado skarang merawat suamiku..kamu gak usah hubungi ke nomer ini karena pasti sudah aku buang nomer ini…aku mau mengabdi sama suamiku mengingat kesalahanku sama dia..maaf yaa’’…
Setelah membaca kata2 dari isi sms tersebut..aku sempat sedih..gak terasa mataku berkaca-kaca…yah Aurel padahal aku mau hidup dengan kamu tapi apa mungkin, dan keputusan kamu pun berbeda…ingin kuulangi saat itu, kita nonton bareng ngumpet2 takut ketahuan orang / saudara suami kamu..hmmmm

Ngentot Istri Pengusaha Tambang Batubara.



 Nama saya Yudi, berumur 30 tahun, dan ingin berbagi pengalaman seks saya. Ketika itu saya masih bekerja di salah satu KAP terkenal di jakarta. Saya bertugas melakukan audit pada perusahaan yang bergerak dalam pengeboran minyak dan kayu yang memiliki pertambangan di Kalimantan.
Ketika itu hari ke-12 saya melakukan audit, karena weekend saya ikut bersama-sama karyawan yang sedang off untuk sama-sama ke kota Balikpapan. Di dalam perjalanan menuju kota Balikpapan dengan heli milik perusahaan tersebut, saya berkenalan dengan seorang Expatriate yang memiliki rumah di kota Balikpapan. Singkat cerita ia menawarkan rumahnya yang memiliki paviliun untuk saya tempati selama saya berada di kota dan tentu saja saya sangat setuju.
Setibanya kami di rumah, Expatriate itu memperkenalkan istrinya dan kedua anaknya kepada saya dan memberitahukan bahwa saya akan menempati paviliun depan selama weekend ini. Mbak Citra, begitu saya memanggilnya dan sebaliknya ia memanggil saya dengan sebutan Pak karena suaminya yang Expatriate itu mengatakan hubungan pekerjaan saya dengan perusahaan tempatnya bekerja.
Lewat kira-kira sejam saya berendam, setengah tertidur di kamar mandi ketika samar-samar saya dengar ketukan di pintu kamar mandi. Setengah sadar saya melompat dan langsung membuka pintu kamar mandi. Saya terkejut bukan kepalang karena tiba-tiba Mbak Citra telah ada di depanku. Mbak Citra juga tidak kalah kalah terkejutnya, melihat saya dalam keadaan bugil. Sambil berucap yang tak jelas, “Ah.. eh..” saya langsung berbalik ke dalam dan mengambil handuk dan langsung membungkus tubuh terlarang saya dan kembali keluar menemui Mbak Citra. Di luar, Mbak Citra juga masih gugup dan kaku berbicara kepada saya, “Eh.. anu Pak, e… Mr.David sudah kembali lagi ke Pertambangan, katanya ada kerusakan mesin di pertambangan dan hari senin pagi Bapak akan dijemput oleh orang proyek di sini.” lanjutnya. “Oh..” jawab
Lalu saya berjalan ke depan, untuk memakai baju di dalam kamar, Mbak Citra menunjukkan dimana saya bisa menyusun dan menyimpan pakaian saya serta menyodorkan kantong, “Pakaian kotornya taruh di sini, biar nanti dicuci pembantu,” katanya. Ketika saya membungkuk untuk membuka tas dan akan menyusunnya ke dalam lemari, tiba-tiba terlepaslah handuk yang membelit di pinggang, saya terkejut setengah mati, dan wajah saya merona merah, karena malu. Ternyata Mbak Citra, tidak terlihat terkejut, Mbak Citra hanya memandang saya sambil tersenyum nakal, lalu katanya, “Sudah berapa lama di hutan?”
Sambil membetulkan handuk, saya menjawab sekenanya, “Sekitar dua minggu.”
“Wah, lumayan juga dong.. pasti udah lama tidak diasah, ya Pak?”
Saya hanya meringis, mengiyakan. Melihat Mbak Citra tidak terkejut dan malah berkomentar lucu, timbul niat iseng di kepala saya. Sambil kembali melepaskan handuk di pinggang, saya balik bertanya, “Mbak Citra juga udah lama dong, nggak dibor?”
Sial, ternyata Mbak Citra langsung keluar kamar, saya tidak begitu peduli awalnya, tapi saya pikir mungkin telah melukai perasaan wanita, buru-buru saya mengenakan CD dan mencari-cari jeans di dalam tas untuk saya pakai dan mengejar Mbak Citra, untuk minta maaf.

Samar-samar saya dengar pintu tertutup dan, “Klik…” suara anak kunci diputar, sebentar kemudian Mbak Citra sudah ada di belakang saya sambil berusaha menarik turun jeans yang sedang saya pakai.
“Nggak usah dipakai lagi deh Pak,” sambil memeluk dari belakang, tangannya meraba dada saya yang berbulu halus, tentu saja dadanya menempel pada punggung saya dan terasa hangatnya kedua gunung kembar itu.
“Kalo saya udah lama nggak dibor, mau nggak Bapak melakukan pengeboran di sumur saya?” Mbak Citra seperti merajuk mengemukakan pertanyaan itu.
Saya langsung berbalik dan memeluk Mbak Citra erat-erat. “Mbak Citra, nggak mungkin ada lelaki yang bisa nolak kalo diajak oleh Mbak.. lihat meski anak dua, pinggul masih berisi, dada membusung dan kemulusan Mbak.. cek..cek.. Ustad aja mungkin bakalan luluh, mbak..”
Mendapat angin dari saya, Mbak Citra berusaha membalas pelukan saya, sambil satu tangannya diturunkan untuk menarik CD saya ke bawah. Merasakan isyarat tubuh Mbak Citra yang bergetar dan hangat, saya segera melakukan rabaan, elusan di punggung yang terbungkus T-Shirt, yang dikenakan oleh Mbak Citra. Saya ciumi telinga dan tengkuk Mbak Citra, saya dapat merasakan Mbak Citra menghentakkan kepalanya ke belakang, merasa fly dan kegelian yang amat sangat. Saya masukkan sebelah tangan saya untuk melepas pengait bra yang dipakai Mbak Citra, dan menariknya lepas dari tempatnya. Tangan saya terus bergerilya meraba ke arah ke dua gunung kembar milik Mbak Citra, memutar dan menyentuhnya dengan hati-hati, melakukan putaran telunjuk di sekitar bawah puting berganti-gantian, dan saya rasakan Mbak Citra semakin menggelinjang dan serasa tidak kuat menahan berat badannya sendiri.

Sambil membimbing Mbak Citra duduk di tempat tidur, saya terus mencium telinga dan kuduk Mbak Citra, saya tarik T-Shirt yang dipakainya ke atas, tersembullah pemandangan yang indah di depan saya, dua buah delima yang ranum tergantung indah, tanpa bisa menyembunyikan kekaguman, “Mbak… bener-bener sempurna.” Saya kembali menciumi telinga dan kuduk kemudian ke dagu, dan saya lumat bibirnya yang ranum, saya mainkan lidah saya di dalam rongga mulut Mbak Citra, tangan saya juga bekerja untuk mengerjai kedua buah gunung kembar milik Mbak Citra. Mbak Citra semakin klimaks dan saya tidak memberi kesempatan lagi, saya tarik rok ketatnya, saya tarik turun CD-nya, maka tersembullah pemandangan yang luar biasa, belahan luar yang tertutup bulu tipis, semakin ke tengah dan mendekati sentral semakin menipis seolah-olah seperti diatur oleh salon. Saya ciumi gundukan tebal itu, saya gunakan jari telunjuk dan tengah untuk menguak gundukan tersebut, kemudian menjilatinya dengan perlahan-lahan sambil menyedot dan menggigit kecil. Mbak Citra tak tahan mengeluarkan erangan, “Ah.. ahhh..” sambil menekan kepalaku dari atas. “Terusin Pak, terusss.. sedoottt..” Saya naikkan kakinya ke tempat tidur, dan memutar tubuh saya di atas tubuh Mbak Citra dan melakukan oral 69, merem-melek yang saya rasakan. “Aahhh.. ashhh..” suara saya bersaut-sautan dengan desahan Mbak Citra.
Hampir 20-30 menit kami melakukan posisi 69, di kemaluan Mbak Citra sudah banjir ludah saya dan bercampur dengan maninya. Kemudian saya bersihkan dengan menyedotnya, dengan tiba-tiba saya tarik penis dari mulutnya, “Sloobb.. sss..” dan langsung mengajak Mbak Citra berdiri dekat dengan kursi, saya angkat kaki kanan Mbak Citra dan mendudukkannya di atas meja rias. Kemudian saya arahkan penis yang sudah tegang tidak terkira ini ke vaginanya, terpeleset karena licin dan banyaknya cairan yang keluar dari dalam kemaluannya, dengan sigap Mbak Citra menangkap dan membimbing penis saya ke dalam, ketika kudorong, “Aahhh.. ah… tolong gerakin dooong, aduuh… enak banget Pakkk.. gila.. kok punya Bapak bisa lebih gede dari punya suami kontrak saya.. ahhh.. shhh..” Saya tarik, dorong perlahan-lahan terus dengan lembut. Ternyata dengan cara inilah Mbak Citra justru tidak dapat mempertahankan maninya untuk mengalir. Kukunya mencengkeram pundak saya, mulutnya menggigit bahu.
“Aahhh… ashhh.. aduhhh… nggaaak tahan nih aku… keluar… agghhh..” saya tetap dengan sabar mendorong, menarik dan memasukkan penis saya, memutar sambil mendorong dengan lambat-lambat kembali membangkitkan libidonya Mbak Citra. Perlahan tapi pasti, kedua bukit kembarnya semakin menegang kembali, saya raba kedua bukit kembar itu, saya hisap perlahan, saya gigit tahan putingnya dan Mbak Citra benar-benar seperti terombang-ambing di atas meja. Meja rias yang menopang tubuh Mbak Citra ikut bergoyang mengikuti irama yang saya buat, tetapi Mbak Citra semakin liar dan tidak mampu menahan gejolak hasrat seksnya.
Kurang lebih 20-30 menit saya memasukkan, mendorong, menarik, memutar penis saya di dalam vaginanya, mencoba membongkar isinya dengan benar-benar perlahan, tapi gejolak Mbak Citra ternyata semakin tidak terbendung, “Aahhh… ashhh… aku.. kelluaarrr lagi nihhh.. ahhh.. kamu pinter banget ngerjain aku… aduuhh..” dengan berakhir lenguhannya, saya rasakan penis saya seakan tersedot dan hangat tersiram maninya. Saya juga sudah merasa letih dengan berdiri terus mengerjai kemaluannya Mbak Citra, tubuh saya dan Mbak Citra sudah bersimbah keringat, padahal gerakan yang saya lakukan benar-benar perlahan.
Saya mencabut penis di kemaluan Mbak Citra. “Mbak, kita pindah di ranjang yuk..” sambil saya bopong tubuh sintalnya yang mulus, saya baringkan dia di tempat tidur nomor 1 yang ada di kamar itu, kemudian saya balikkan, tubuhnya dan posisi menungging, kemaluan dan sebagian klitorisnya mendongak seolah menantang. “Ayoo hantam aku..” saya tunggangi Mbak Citra, seperti seorang Joki, lalu saya masukkan batangan saya dengan tidak merubah ritmenya, tetap santai tetapi tetap menghujam sampai ke dasarnya. Saya raba payudaranya yang bergoyang-goyang karena dorongan saya dari belakang. “Teruusshh.. ssshh.. ahhh.. shhh..” ceracau Mbak Citra benar-benar membuat saya semakin asyik menggoyang pantat, menghujam vaginanya yang sudah benar-benar banjir. “Ahhh… sshhh…” saya juga merasakan penisku berdenyut. “Aahhh… agghhh…” Mbak Citra memutar-mutar pantatnya sehingga saya benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa. Sedotan vaginanya begitu melambungkan perasaan.
“Aaahhh… ssshh… ahhh..” saya tidak lagi menyebut Mbak seperti sebelumnya. “Citra… asshhh… gilaaaa.. empot ayammu… ahhh… hebat beneeerhh… ahhh.. aghhh… asshhh… ahhh…” sampai akhirnya saya tidak kuat menahan dan Mbak Citra juga sudah tidak tahan ingin mengeluarkan maninya yang keenam kalinya. Kali ini dia tidak memberi kesempatan kepada saya untuk menahan lagi, dan langsung menarik pantatnya ke depan. “Slooobbb… ” saya terkejut, sudah di ujung kok malah ditarik. “Na.. kenapa…” tanpa menjawab dia mendorongku hingga jatuh terlentang dan langsung mengangkangi dan memasukkan penisku yang berdiri kokoh dan agak nyeri karena hampir 3 jam tegang yang sengaja kutahan tidak menggelepar. Mbak Citra mulai memasukkan dan menggoyang pantatnya naik.. turun.. naik.. turun sambil memutar-mutar.

“Aahhh… gila… Cit… akuuu pingin keluar… ahhh..”
“Tahan sedikit… sayang, aku juga udah mau keluar kok… tahan yah… ahhh…” akhirnya Mbak Citra ternyata sudah keluar, hal itu dapat saya rasakan dari kehangatan menjalar melalui penis dan terus mengalir ke pahaku. Saya bangun dan ganti mendorong tubuhnya sehingga dia menjadi telentang. “Kenapa.. udah dikeluarin Sayang…” Ternyata dia masih mengeluarkan maninya, hampir 1 menit berselang kurasakan Mbak Citra masih mengalir maninya, dan kuterjang habis-habisan dengan ritme lebih cepat sedikit. Kuputar putingnya, diciuminya putingku. “Cupp.. sluuppp…” dan, “Ayo… Sayang… ahhhh… aghhh…” dia mengikuti irama tekananku sambil kurasakan empot ayamnya bekerja kembali dan akhirnya kami tidak tahan, lagi-lagi Mbak Citra menyemburkan maninya dan kukeluarkan di dalam vaginanya. Kulihat Mbak Citra benar-benar menerima dengan nikmat, muncratan spermaku di dalam vaginanya sampai hampir sepuluh kali muncrat dan setiap muncratan dia sambut dengan dorongan pantatnya ke arahku, sampai akhirnya saya terkulai di atasnya. Saya kecup dahinya, “Thanks ya… kamu benar-benar mengagumkan. .. sungguh, belum pernah aku alami pengalaman seperti ini ..” Jawabnya, “Kamu juga benar-benar luar biasa, lakiku bule tapi tidak sehebat kamu yang melayu.” Saya ciumi bibirnya dengan lembut, dagunya dan matanya lalu kami tertidur dengan lelapnya. Terbangun sudah hampir subuh dan Mbak Citra mulai menggesek-gesekkan tangannya di kemaluanku dan saya begitu terangsangnya lalu kami bercinta lagi sampai jam 8:00 pagi.
Hari Minggu benar-benar kami isi di atas ranjang, istirahat sebentar, bercinta lagi, makan dan minum shake dan bercinta lagi sampai pagi hari Seninnya. Waktu menunggu jemputan mobil proyek pun, masih kami lakukan bercinta di kamar mandi, walaupun cukup singkat dan mencuri-curi, benar-benar membuatku excited dan menggoreskan kenangan yang sangat mendalam dalam dua hari itu. Terima kasih atas segalanya Mbak Citra.

Cerita Sex Dewasa Akibat Ibu Kost Jarang di Belai


imagebam.com


Aku mempunyai teman satu angkatan satu jurusan Yoyok namanya, berasal dari kota W. Kami begitu lengketnya, study, ngobrol, jalan ngalor ngidul, ngapelin cewek satupun sering barengnya. Sampai kecewapun sering bareng-bareng. Yoyok orang slengean tapi baik hati itu tinggal dirumah tantenya (yang biasa aku panggil Ibu Hesty) yang hanya punya anak gadis semata wayang. Itupun begitu lulus S1 Manajemen perusahaan langsung dilibas habis kegadisannya sama pacarnya, dalam suatu perkawinan, terus diboyong ke Jakarta.
Tinggallah Ibu Hesty ini sama suaminya yang pengusaha jasa konstruksi dan trading itu dengan pembantu dan sopir. Kebetulan Yoyok ini keponakan kesayangan. Wajar saja dia suka besar kepala karena jadi tumpahan sayang Ibu Hesty. Sampai suatu saat dia minta tinggal diluar rumah utama yang sebenarnya berlebih kamar, ya si tante nurut saja. Alasan Yoyok biar kalau pulang ngeluyur malam, tidak mengganggu orang rumah karena minta dibukakan pintu.

Ruang yang dia minta dan bangun adalah gudang disebelah garasi mobil. Dengan selera anak mudanya dia atur interior ruangan itu seenak perutnya. Setengah selesai penataan ruang yang akhirnya jadi kamar yang cukup besar itu, sekali lagi Yoyok menawarkan diri agar aku mau tinggal bersamanya. Saat itu Ibu Hesty, hanya senyum-senyum saja. seperti dulu-dulupun aku menolaknya. Gengsi dikitlah, sebab ikut tinggal dirumah Bu Hesty berarti semuanya serba gratis, itu artinya hutang budi, dan artinya lagi : ketergantungan. Biar aku suka pusing mikirin uang kost bulanan, makan sehari-hari atau nyuci pakaian sendiri, sedikitnya dikamar kostku aku seperti manusia merdeka. Lha wong aku bayar!. Tapi hari itu, entah karena bujukan mereka, atau karena sayangku juga pada mereka dan sebaliknya sayang mereka padaku selama ini. Akhirnya aku terima juga tawaran itu, dengan perjanjian bahwa aku tidak mau serba gratis. Aku maunya bayar, walaupun uang bayaran kostku itu ibarat ngencingin kolam renang buat Bu Hesty yang memang kaya itu. Toh selama ini aku menganggap rumah Bu Hesty ini rumah kostku yang kedua, sebelumnya sering juga aku nginap dan nongkrong hampir setiap hari disini.
Ada satu hal sebenarnya yang ikut juga menghalangiku selama ini menolak tawaran Yoyok atau Bu Hesty untuk tinggal dirumahnya. Entah kenapa aku yang anak muda begini, suka merasakan ada sesuatu yang aneh didada kalau bertatapan, ngobrol, bercanda, diskusi dan berdekatan dengan bu Hesty. Perempuan yang selayaknya jadi tante atau bahkan ibuku itu. Buatku ibu Hesty bukan hanya sosok perempuan cantik atau sedikitnya orang yang melihatnya akan menilai bahwa semasa gadisnya bu Hesty adalah perempuan yang luar biasa. Bukan hanya sekedar bahwa sampai setua itu ibu Hesty masih punya bentuk tubuh yang meliuk-liuk. Senyumnya, dada, pinggang, sampai kepinggulnya suka membuatku susah tidur dan baru lega jika aku beronani membayangkan bersetubuh dengannya. Jika aku beronani tidak cukup kalau cuma ngecret sekali saja.
Gejala apa ini, apakah wajar aku terobsesi sosok perempuan yang tidak hanya sekedar cantik, tapi berintelegensi bagus, penuh kasih dan mature. Buatku secantik apapun perempuan jika tidak punya tiga unsur itu, hambar dalam selera dan pandanganku. Seperti sebuah buku kartun yang tolol dan tidak lucu saja layaknya. Malangnya ibu Hesty memiliki semua itu, dan lebih malangnya lagi aku. Dibawah sadar sering aku diremas-remas iri dan cemburu jika melihat ibu Hesty berbincang mesra atau melayani pak Hendra, suaminya. Begitu telaten dan indah. Gila!. Selama aku tinggal dirumah Bu Hesty itu, pada awalnya semua biasa saja. Perhatian dan sayang Bu Hesty kurasakan tak ada bedanya terhadapku dan Yoyok. Kupikir semua ini naluri keibuannya saja. Tetapi semua itu berjalan hanya sampai kurang lebih 4.
Disuatu malam dari balik jendela kamarku kulihat beberapa kali ibu Hesty keluar masuk rumah dengan gelisah menunggu Pak Hendra yang sampai jam 22.00 belum pulang. Sebentar dia kedalam sebentar keluar lagi, duduk dikursi, memandang kejalan dengan muka gelisah, membalik-balik majalah lalu masuk lagi. Keluar lagi. Kuperhatikan belakangan ini ibu Hesty begitu murung. Ada masalah yang dia sembunyikan. Senyumnya sering kali getir dan terpaksa.

Aku beranjak kekamar mandi untuk kencing. Buku Cerita Dewasa yang sedari tadi membuat kontolku ngaceng kugeletakan dimeja. Tapi begitu aku kembali ternyata bu Hesty sudah duduk dikursi panjang di kamarku memegang buku itu. Aku hanya meringis ketika bu Hesty meledekku membaca buku cerita dewasa yang pas dicerita ah-eh-oh kertasnya aku tekuk. Sesaat setelah kami kehabisan bahan bicara, muka Bu Hesty kembali mendung lagi. Dia berdiri, berjalan kesana sini dengan pelan tanpa suara merapikan apa saja yang dilihatnya berantakan. Sprei tempat tidur, buku-buku, koran, majalah, pakaian kotor dan asbak rokok.Ya maklum kamar bujanganlah. Aku pindah duduk dikursi panjang lantas mematung memperhatikannya. Seperti tanpa kedip. Semua yang dilakukannya adalah keindahan seorang perempuan, seorang ibu.
Setelah selesai, sejenak bu Hesty hanya berdiri, melihat jam didinding lalu menatapku dengan mata yang kosong. Aku coba untuk tersenyum sehangat mungkin. Bu Hesty duduk disampingku. Mukanya yang tetap murung akhirnya membuatku berani bicara mengomentari sikapnya belakangan ini dan bertanya kenapa?. Bu Hesty tersenyum hambar, menggeleng-gelengkan kepala, diam, menunduk, menarik napas dalam dan melepasnya dengan halus. Sunyi. Seperti ingin to the point saja, bu Hesty menceritakan masalah dengan suaminya.
Seperti kampung yang diserbu provokator dan perusuh saja, otakku tercabik-cabik, terbuka.Hubungan bu Hesty dengan suaminya selama ini ternyata semuanya penuh kepura-puraan. Kemesraan mereka semu tak bernurani, bagai sebuah ruangan setengah kosong, dan setengahnya lagi sekedar keterpaksaan pelaksanaan kewajiban saja. Bu Hesty berada didalamnya. Suaminya tahu tapi seperti sengaja membiarkannya memikir, menghadapi dan menyelesaikannya sendiri. Menerima keadaan.
Entah karena kesepian, butuh orang sebagai tumpahan hatinya yang kesal dan rasa disia-siakan. Bu Hesty menceritakan bahwa pak Hendra sudah lama mempunyai istri simpanan disebuah perumahan mewah dipinggir kota. Tak pernah hal ini dia ceritakan kepada siapapun juga kepada anaknya sendiri mbak Clara di Jakarta. Sama dengan kebanyakan istri-istri pejabat yang walaupun tahu suaminya punya simpanan perempuan, bu Hesty hanya bisa menahan hati. Konon katanya, justru sebenarnya banyak istri pejabat yang malah mencarikan perempuan khusus untuk dijadikan simpanan suaminya sendiri, demi keamanan nama baik” dan jabatan. Biar sisuami tidak asal hantam dan makan sembarang wanita. Toh, Istri tahu atau tidak, terima atau tidak, si suaminya dengan jabatan, uang dan kelelakiannya dapat melakukan apa saja pada perempuan-perempuan yang mau. Semua itu seperti permaisuri yang mencarikan selir untuk suaminya sendiri.
“Dia ingin punya anak laki-laki Win (Win nama palsu gua, mau yang asli tanya dukun santet!)” Begitu ucap Bu Hesty malam itu. Matanya mulai berkaca-kaca. Dulu bu Hesty memang suka bercerita betapa inginnya dia punya anak laki-laki yang banyak. Dia suka menyesali diri kenapa Tuhan hanya memberinya satu anak saja. “Apakah itu alasan yang wajar Win” Ucapnya lagi. Kedua tanganya memegang tangan kananku dan matanya yang memelas lurus menatapku. Seolah meminta dukungan bahwa kelakuan Pak Hendra salah. Aku bingung. Mau ngomong apa, seribu kata aduk-adukan diotak hingga aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Diluar dugaanku, tangis bu Hesty malah meledak tertahan. Dia jatuhkan mukanya kepundak kiriku. Aku bingung, tapi naluri lelakiku berkata dia teraniaya dan butuh perlindungan, hingga akhirnya tanganku begitu saja merengkuhnya. Bu Hesty malah membenamkan wajahnya kedadaku. Aku elus-elus punggungnya dan dengan pipiku kugesek-gesek rambutnya agar dia tenang. Kucium wangi parfum dari tubuh dan rambutnya.
Sesaat rasanya, sampai akhirnya Bu Hesty menarik mukanya dan memandangiku dengan senyumnya yang gusar. Aku ikut tersenyum. Ada malu, ada rasa bersalah, ada pertanyaan ada kehausan dimata Bu Hesty, dan ada yang menyesakan dadanya. Entah rasa sayang atau sekedar untuk menetralisir hatinya, aku usap air matanya dengan jariku. Bu Hesty hanya diam setengah bengong menatapku. Hening. Sepi.
“Ibu bahagia sekali win kamu mau tinggal disini. Entah bagaimana rasanya rumah ini kalau tak ada kamu dan Yoyok. Sepi. Tidak ada lagi yang bisa diharapkan. Mungkin ibu bisa mati ngenes dirumah sebesar ini” Ucap Bu Hesty pelan tertunduk murung.
“Kenapa ibu baru menceritakannya sekarang?” Ucapku. “Untuk apa?” Ucap bu Hesty menggeleng-geleng. “Setidaknya beban ibu dapat berkurang” “Buat ibu cukup melihat kamu dan Yoyok ceria dan bahagia dirumah ini. Kalianlah yang justru membuat ibu betah dirumah. Untuk apa ibu harus mengurangi semua itu dengan masalah ibu. Ibu sayang pada kalian”Ucap Bu Hesty sambil memegang jari tanganku. Aku membalasnya dengan meremas jari jemarinya pelan. “Kamu sayang pada ibu kan win? Tanya Bu Hesty menatapku. Aku menggangguk tersenyum. Bu Hesty tersenyum bahagia. Lalu entah kenapa aku nekat begitu saja mendekatkan mukaku, mencium kening dan pipinya dengan lembut. Kulihat wajah Bu Hesty yang surprise tapi diam saja.
“Bu Hesty marah?” tanyaku. Dia menggeleng-geleng dan malah balas menciumku, menyenderkan kepalanya miring dipundakku dan melingkarkan tangan kanannya dipinggangku. Kupeluk dia. Lama sekali rasanya kami saling berdiam diri. Tapi aku merasakan kedamaian yang luar biasa. Sampai akhirnya suara motor Yoyok yang katanya habis diskusi dikelompok studinya tiba dan suara pintu gerbang terbuka.
Sejak kejadian malam itu hubunganku dengan Bu Hesty jadi kian aneh. Mungkin awalnya hanya sekedar memperlihatkan rasa sayang dan cinta layaknya seorang anak pada ibunya dan sebaliknya. Walau dengan diam-diam disetiap kesempatan yang ada kami saling tidak menyembunyikan semua itu. Bertatapan dengan mesra, bercanda dan saling memperhatikan lebih dari dulu-dulu.
Tapi seperti air yang tak diatur, semua mengalir begitu saja. Kian lama bu Hesty dan aku berani saling mencium. Cium sayang dan lembut disetiap kesempatan yang ada tanpa seisi rumah tahu Tapi kegalauan dihatiku tetap saja tak dapat kuingkari. Sering aku bertanya sendiri : sayangku, cintaku, ciumanku dan pelukanku pada Bu Hesty apakah manifestasi seorang anak pada sosok ibunya, atau seorang lelaki pada seorang perempuan. Hati dan otakku setiap hari dililit pertanyaan sialan itu. Begitu menjengkelkan.
Semua itu berjalan sampai tak dapat kuingkari bahwa birahi selalu mengikutiku jika aku berdekatan dan mencium Bu Hesty. Selama ini aku berusaha menekannya. Tapi itu meledak disuatu sore yang sepi.
Semula aku hanya ingin meminjam koran yang biasanya tergeletak diruang keluarga rumah utama. Tapi saat kulihat Bu Hesty tengah berdiri menikmati ikan-ikan hias aquariumnya. Tiba-tiba aku ingin menggodanya. Aku berjingkat perlahan dan menutup kedua matanya dengan tanganku dari belakang. Ibu Hesty kaget berusaha melepaskan tanganku. Aku menahan tawa tetap menutup matanya. Tapi akhirnya Bu Hesty mengenaliku juga. Kukendorkan tanganku.
“Wiiiinnn kamu bikin kaget ibu saja akh..” Ucap Bu Hesty tetap membelakangiku dan menarik kedua tanganku kedepan dadanya. Bu Hesty bersandar didadaku. Kedua tanganku tepat mengenai payudaranya yang kurasakan empuk itu.
Gelora aneh mengalir didarahku. Sementara Bu Hesty terus mengomentari ikan-ikan didalam aquarium, aku justru memperhatikan bulu-bulu lembut dileher jenjangnya Rambutnya yang lurus sebahu saat itu tertarik keatas dan terjepit jepitan rambut, hingga leher bagus itu dapat kunikmati utuh. Aku berdesir. Kurasakan napasku mulai berat. Dengan bibirku akhirnya kukecup leher itu. Bu Hesty merintih kegelian dan mencubit lenganku dengan genit. “Hiiiii. Jangan Wiiinnnn akhhhh…Merinding ibu ah” Dekapan tanganku ditetek dan dadanya makin kuat.
Ketika kuperhatikan dia tidak marah dan tenang maka kuulangi lagi kecupan itu berulang-ulang. Kumis dan bekas cukuran dijanggutku membuatnya geli. Tapi kurasakan tangan Bu Hesty perlahan mencengkram erat dikedua jariku dan dia diam saja. Aku makin bernapsu. Ciuman, kecupan dan hisapan bibirku makin menjadi-jadi keleher dan telinganya. Bu Hesty mendesah memejamkan mata. Kepalanya bergerak-gerak mengikuti cumbuanku. Matanya terpejam dan napasnya menggelora. Kucari bibirnya, karena susah maka kuputar tubuhnya menghadapku dan langsung kusambar dengan bibirku. Kupeluk erat Bu Hesty. Dia menggeliat membalas permainan bibirku. Kedua tangannya memegangi bagian belakang kepalaku seolah takut aku melepaskan ciuman bibirku. Kuremas-remas teteknya dengan tangan kananku. Bu Hesty melepaskan ciumannya lalu merintih-rintih dengan kepala terdongak kebelakang seolah memberikan lehernya untukku. Dengan bibirku langsung kuciumi leher itu. Tapi tiba-tiba Bu Hesty setengah menghentakan badanku seperti tengah bangun dari mimpi dan shock dia berkata : “Ya Tuhan, Wiiinnn …apa yang kita lakukan?”
Bu Hesty menjauhiku dan menempelkan kepalanya kedinding menahan hati. Akupun bisu. Hening. lama sekali. Aku kian gelisah. Aku ingin keadaan itu berakhir. Aku dekati bu Hesty, memeluknya lagi. Kata-kata cinta meluncur begitu saja dari mulutku. Semua itu membuat bu Hesty bingung. Menggeleng-gelengkan kepalanya dan berlari masuk kekamar menahan tangis.
Beberapa hari sejak kejadian itu Bu Hesty tidak menyapaku Dia selalu berusaha menghindariku. Aku bingung, aku takut dia marah. Aku takut dia menolak cintaku. Aku takut gila, mencintai ibu kost sendiri, istri orang dan perempuan yang jauh lebih tua dariku. Ditolak pula. Bah!. Aku mulai murung. Tapi itu hanya lebih kurang dua minggu. Hanya sampai pada suatu malam, bulan jatuh dipelukanku saat Bu Hesty lembut menyapaku dan tanpa bicara sepatah katapun menciumiku. Bah!. Sedari dulu juga, jika dibalik ke”mature”annya sesekali kulihat kerling genitnya, adalah bukti bahwa sebenarnya sudah lama aku tak bertepuk sebelah tangan. Tapi Bu Hesty takut bicara tentang cinta, bahwa dia sayang, merindukan dan membutuhkanku adalah iya.
Selanjutnya kami selalu berusaha bersikap wajar didepan seisi rumah maupun tetangga. Satu hal yang pasti bahwa kami bisa dengan bebas saling bercerita tentang apa saja. Termasuk kebiasaanku beronani dengan membayangkan bersetubuh dengannya yang membuatnya tertawa terpingkal-pingkal. Sebaliknya dari bu Hesty aku tahu, bahwa suaminya pak Sd itu aneh, diranjang bertempur tidak pernah menang tapi malah punya simpanan. Untuk mencapai orgasme jika bersetubuh dengan suaminya dia sering membayangkan bersetubuh denganku. Gila.
Kami terus mengalir tanpa halangan yang berarti. Maksudku tanpa tindak-tanduk yang dapat menimbulkan kecurigaan orang seisi rumah maupun tetangga. Sampai suatu hari Pak Rudi tetangga kami yang tinggal 6 rumah dari kami melangsungkan pernikahan anaknya. Seharian itu aku dirundung napsu dan cemburu. Seperti biasanya jika dilingkungan perumahan itu ada pernikahan maka Pak Hendra dan Bu Hesty akan menjadi penerima tamu. Pak Hendra akan berbaju beskap, berjarik, blangkon dan berkeris. Bu Hesty akan berkebaya, berjarik dan berselendang dengan rambut konde yang rapi. Bu Hesty sendiri tahu bahwa dengan pakaian seperti itulah seringkali aku mengungkapkan kekagumanku atas kecantikan dan sex apple yang ditimbulkannya.
Rasanya aku gelisah terus melihat kesintalan tubuh Bu Hesty yang terlilit pakaian adat jawa yang ketat itu. Jika berjalan pinggulnya bergoyang-goyang mengundang sensasi. Beberapakali kutebar pandanganku berkeliling, selalu saja kulihat ada mata tamu pria entah muda, entah tua ada yang tengah melirik atau memperhatikannya. Semua itu membuatku pingin marah saja rasanya.
Tetapi sebelum seremoni perkawinan itu usai tiba-tiba pembantu Bu Hesty, yang biasanya aku panggil mbak Suti datang mengabarkan bahwa barusan dia terima telepon dirumah yang mengabarkan adik Pak Hendra yang tinggal di kota P mengalami kecelakaan lalu lintas. Pak Hendra, Bu Hesty, Yoyok, Mbak Suti dan aku akhirnya pamit pulang duluan pada pak Falcon.
Sampai dirumah, Pak Hendra dan Ibu Hesty menelepon balik ke kota P melakukakn konfirmasi berita. Adik pak Hendra bersama Dorti anaknyalah yang mengalami kecelakaan. Mobilnya tertabrak bis antar kota yang selip. Dua-duanya masuk UGD rumah sakit dan Pak Hendra sebagai anak tertua dikeluarganya diminta datang. Teman sekamarku Yoyok sendiri ingin ikut nengok. Yoyok naksir berat pada Dorti, pernah menyatakan cinta dua kali. Tapi dua kali pula Dorti menolak. Sementara Ibu Hesty sendiri harus tetap tinggal karena besok pagi ada tim BPKP dari Jakarta yang akan datang melakukan audit dikantornya. Ibu Hesty key person yang harus ada.
Pak Hendra dan Yoyok berangkat ke kota P dengan mobilnya dan akan mampir kerumah pak Sarmin supirnya dulu untuk diajak berangkat. Aku, Bu Hesty dan Mbak Suti ngobrol sebentar membicarakan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada adik pak Hendra dan anaknya. Sampai mbak Suti menguap beberapa kali. Selama ngobrol tak pernah mataku lepas dari busungnya dada Bu Hesty dengan teteknya yang montok dan sedikit terlihat.
Mbak Suti langsung pamit tidur. Tinggallah aku diruang tengah itu, sendiri, melamun. Sekian lama hubungan kami berjalan. Selama ini kami hanya sampai batas berpelukan, berciuman, saling tindih diranjang dengan napas yang menderu-deru dan berujung orgasme tanpa coitus. Entah berapa kali kontolku menekan-nekan dan menggesek-gesek dimemeknya yang basah bercelana. Entah berapakali pejuhku membasahi celana dalamku sendiri dan celana dalam Bu Hesty. Lantas walaupun kontolku belum pernah sekalipun masuk kememeknya, kecuali hanya menggesek-gesek dan aku orgasme, masih perjakakah aku?.
Langkah Bu Hesty terdengar dan terus kupandangi sekujur tubuhnya yang semampai melenggok-lenggok, dari kepala sampai kaki ketika dia berjalan kearahku. Stagen dipinggangnya sudah tak ada hingga perutnya sedikit terlihat. Dadaku berdebar-debar. Berkali kali kutelan ludah.
“Kamu melihat ibu, kaya ibu ini apaan sih?!”ucap Bu Hesty genit mengibaskan tangan kanan dimukaku. “Ibu cantik sekali, makin sexy, sexy sekali berkebaya dan saya terangsang sekali” Ucapku asal saja menunjuk kekontolku. “Hus. Sekali, sekali. Daripada melamun sini pijitin ibu” Ucap Bu Hesty duduk membelakakingiku dan menepuk pundaknya. Aku pijit kedua pundaknya perlahan-lahan. Bu Hesty kadang menggeliat keenakan.
Makin lama pijitanku makin turun, kepunggungnya, ke tulang-tulang rusuknya, kepinggangnya. Tak lama kutarik pundaknya dan kusandarkan punggungnya kedadaku, kutempelkan pipi kananku kepipi kirinya. Lalu kupijit kedua pahanya, kuelus-elus dan kuremas-remas sampai kepinggulnya. Bu Hesty memejamkan matanya. Pijitan bercampur elusan kedua tanganku merambat naik dan berhenti didadanya untuk meremas-remas buah dada yang kurasakan besar dan kenyal itu. Mukaku kugesek-gesekan dirambut dan kondenya, pipinya, dan kukulum-kulum telinganya. Deru napas Bu Hesty mulai tak teratur kadang diselingi desahan halus.
Tangan kanannya mencoba meraih kepalaku, kadang mencengkram lembut rambutku. Telapak tangan kirinya digosok-gosokan kepipi kiriku. Remasan tanganku ke buah dadanya makin liar, mukaku meliuk-liuk menciumi apa saja dikepalanya. Kubuka kancing baju kebayanya. Sembulan sepertiga buah dada dari BHnya indah sekali. Aku makin terangsang. Kontolku yang ngaceng sejak tadi ingin meledak rasanya. Ku tarik baju kebayanya turun kebelakang hingga pundak dan lehernya bebas kuciumi dan jilati. Ibu Hesty mengerang nikmat. Kulingkarkan kedua tanganku memeluknya erat-erat. Bibir Bu Hesty yang setengah terbuka kusambar dengan bibirku dan kukulum habis. Ujung lidah kami beradu, kutelusuri lidahnya sampai seberapa jauh dapat masuk, kerongga-rongga mulutnya. Begitu kami bergantian.
Aku dan Bu Hesty mulai tak tahan, kurebahkan dia disofa. Kutelusuri tubuhnya, kuciumi dari muka, dada, perut paha, dan betisnya yang masih dibalut kain jarik. Naik lagi dan kutindih Bu Hesty. Erangannya makin merangsangku. Kubuka ikat pinggangnku.
“Jangan disini sayang. Nanti kalau Suti bangun…..”Tiba-tiba ucap Bu Hesty tak menyelesaikan kalimatnya. Kami berdiri. Bu Hesty melepas resleting celanaku, memasukan tangannya kecelana dalamku dan meremas-remas kontolku yang tegang dengan geregetan. “Heeeemmmmmm” Ucapnya lalu membimbingku masuk kekamarnya berjalan mundur dengan memegang dan menarik kontolku. Itu membuat kami tertawa.
Pintu kamar dikuncinya cepat-cepat. Kubuka bajuku dan Bu Hesty setengah menunduk membuka celanaku lalu mencari kontolku. Begitu dapat langsung dimasukan kemulutnya, dijilati dihisap-hisap, diciumi dan kadang dikocok-kocok dengan tangannya. Yang begini belum pernah dia lakukan. Aliran kenikmatan merambat sampai ubun-ubun kepalaku. Aku memberinya isyarat agar melepaskan kontolku. Aku dipuncak napsu dan ingin memasukan kontolku langsung saja kememeknya, tapi dia menolak. Badanku rasanya makin bergetar dengan tulang yang mau berlepasan dan syaraf-syaraf ditubuhku rasanya kelojotan nikmat. Bu Hesty begitu bernapsu dan nikmat memainkan kontolku dimulutnya
Aku tak tahan dan minta rebahan diranjang. Bu Hesty melepas baju kebayanya. Dengan tetap BH masih didada dan kain jariknya yang belum terlepas, mulutnya langsung mengejar burung pusakaku sampai dua biji telornyapun dia cium, jilat dan hisap.
Aku makin bergelinjang, melayang-layang nikmat. Hingga dipuncaknya, aku tak sempat lagi memberitahunya kalau pejuhku mau keluar. Hingga akkhh…crott…crooot. Crroott. Pejuhku muncrat didalam mulut Bu Hesty. Tapi Bu Hesty justru malah bernapsu, menelannya dan terus menghisap-hisap kontolku sampai bersih, kasat dan ngilu rasanya. Aku terkejut. Bangun terduduk. “Ibu telan?….Apa ibu tidak jijik?”Tanyaku bodoh. Ibu Hesty menggeleng, justru mukanya cerah, kepuasan terpancar diwajahnya. Aneh pikirku. “Orang bilang, meminum air mani perjaka akan membuat perempuan awet muda. Lepas betul atau tidak yang terang ibu sudah mencobanya barusan sayang”Ucap Bu Hesty lalu menciumiku dari muka sampai dadaku, sementara tangan kanannya terus meremas-remas kontolku. “Ayo lagi sayang, ibu pingin kamu puas” Ucap Bu Hesty mesra.

Kontolku yang tadi terkulai karena sudah keluar pejuh dan shock mulai menegang lagi akhirnya. Bu Hesty kembali mengulum dan menghisap-isap kontolku. “Kalau ibu masih pingin, ambil semua pejuh saya “Ucapku Ibu Hesty tersenyum. Kubuka BHnya dan kutarik lilitan kain jariknya. Bu Hesty berdiri untuk memudahkan melepas kain jariknya. Tubuhnya yang telanjang bulat langsung kuterkam, kurebahkan dan kutindih. Dua teteknya yang besar itu kuhisap-hisap putingnya bergantian. Tangan kananku menggosok-gosok memeknya. Kuciumi, kujilati dan kuhisap-hisap semua bagian yang menurut instingku bisa membangkitkan gairahnya. Bibir, lidah, telinga, kuping leher, tetek, perut, pusar, paha, memek, betis sampai ke jari dan telapak kakinya.
Tubuh Bu Hesty bergelinjangan tak karuan dadanya naik-turun kelojotan. Tangan kirinya meremas-meremas teteknya dan tangan kanannya menggosok-gosok memeknya sendiri. Konde rambut Bu Hesty hampir terlepas. Mulutku naik lagi keatas menyusuri betis dan paha hingga akhirnya berhenti dimemeknya. Dengan kedua tanganku kusibak pelan jembutnya. Kulihat belahan memeknya yang memerah berkilat dan bagian dalamnya ada yang berdenyut-denyut. Kuciumi dengan lembut, bahu dimemeknya membuat sensasi yang aneh. Tak pernah ada bahu seperti ini yang pernah kukenal rasanya.
Dengan hidung kugesek-gesek belahan memek Bu Hesty sambil menikmati aroma bahunya. Erangan dan gelinjangan tubuhnya terlihat seperti pemandangan yang indah menggairahkan.
“AaaaKhhhk….Eeeekhhhh…enak sekali sayang. Teruuuuuusss sayang” Rintih Bu Hesty. Kujulurkan lidahku, kujilat sedikit memeknya, ada rasa asin. Lalu dari bawah sampai atas kujulurkan lidahku menjilati belahan memeknya. Begitu seterusnya naik turun sambil melihat reaksi Bu Hesty. “Akkhhh…….Akkkhhhhh…….Akkkhhhhhhhh…E nggh hh” Bu Hesty terus merintih nikmat, tangannya mencari tangan kananku, meremas-remas jariku lalu membawanya ketoketnya. Aku tahu dia ingin yang meremas teteknya adalah tanganku. Begitu kulakukan terus, tangan kananku’ meremas teteknya, mulutku menjilati dan menghisap-hisap memeknya, tangan kiriku mengelus-elus pinggang, paha sampai kebetisnya yang putih mulus dan halus itu.
“Akkkhhhh…sudah sayang…sudah….ayo sekarang sayang ibu sudah tak tahan akkkhhhh….masukan sayang, masukan” Desah bu Hesty mengerang meraih kepalaku agar menghentikan jilatan dimemeknya dan minta dikentot. Tanpa harus mengulangi lagi permintaannya langsung saja aku merangkak naik, menindih tubuh Bu Hesty. Bu Hesty melebarkan pahanya. Kontolku menuju memeknya. Beberapa kali kucoba, memasukan, beberapa kali pula gagal. Aku tak tahu mana yang pas lobangnya, mana yang hanya belahan memek. Tapi tangan Bu Hesty segera membantu, memegang kontolku, membimbing kedepan lobang memeknya lalu berkata “Ya itu sayang…disitu…tekan sayang tekan…disitu… aaakkkhhhh….ayo sayang…ibu tak tahan…ooo..akkkhhhh” Ibu Hesty merintih ketika kontolku yang kutekan masuk seluruhnya kelobang memeknya. Sejenak tubuhku kaku, aku diam saja, aku nervous. Batang kontolku rasanya terjepit oleh dinding memek Bu Hesty yang seperti berdenyut-denyut dan menghisap-hisap. Nikmat luar biasa. Ini yang pertama.
Bu Hesty menggoyang-goyangkan pinggulnya, setengah berputar putar dan kadang naik turun. Kontolku yang tertancap dimemeknya yang setengah becek dibuat seperti mainan yang membuatnya nikmat tak karuan. “Ayo sayang…ayo…bareng-bareng sayang…ibu mau keluar sayang…ayo..ayo…..”Rintih Bu Hesty dengan mata setengah terpejam dan mulutnya yang terus terbuka mendesah-desah dan kian kuat menggoyang goyangkan pinggulnya. Akupun terus mengimbanginya sampai tiba-tiba Bu Hesty seperti terdiam dan kedua tangannya merangkul leherku kuat-kuat dan dari mulutnya keluar desahan panjang : “Aakkkhhhhh……Oukhhhhhhhh….Engkhhhhhh…. ..” Bersamaan dengan rintih kepuasannya, denyutan dan hisapan memek Bu Hesty makin kuat dan nikmat rasanya.
Akupun sudah tak tahan lagi dan ingin agar pejuhku segera keluar. Karenanya kunaik turunkan kontolku, kuputar-putar dan kunaik-turunkan terus hingga akhirnya crooottt…crooootttt.. crroooot…. “Akhhh…………” Bersamaan dengan muncratnya pejuhku dimemeknya, kembali Bu Hesty mendesah nikmat. Napasku memburu, aku lemas sekali rasanya. Sementara Bu Hesty tetap menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan pelan dan tangannya mengelus-elus rambutku. Beberapa saat kubiarkan tubuhku menindih tubuh bugil Bu Hesty tanpa tangan atau dengkulku menahan beban badanku. Kontolku tetap menancap dimemeknya. Ketika ingin kucabut Bu Hesty melarangnya. “Jangan sayang, jangan dicabut dulu, biarkan ibu memiliki dan menikmatinya, peluk…peluk…tetap tindihlah ibu sayang. Ibu puas, kamu puas sayang hemmmm?….enak sayang?….” Ucap Bu Hesty sambil terus menciumiku.
Malam itu kami habiskan tidur kelonan diranjang yang biasa Ibu Hesty tidur dan ngentot dengan suaminya. Tapi sejak malam itu dan disetiap kesempatan yang ada kuentot pula Bu Hesty diranjang yang sama. Aku tak perlu lagi hanya beronani dengan membayangkan ngentot dengannya, begitupula Bu Hesty tak perlu lagi hanya sekedar membayangkan ngentot denganku jika ia melayani suaminya. Kami baru ngentot dihotel jika salah satu dari kami sudah tak tahan lagi sementara kesempatan dirumah tak ada. Atau ketika obsesiku kumat untuk ngentot dengan Bu Hesty dalam pakaian kebaya, kain jarik dan berkonde. Ini terkadang aneh, berlama-lama Bu Hesty ke Salon rias, begitu selesai langsung ke Hotel dan kuobok-obok sampai berantakan. (Aneh ya?!.).
Sering pula jika keadaan memungkinkan, Bu Hesty suka menyelinap kekamarku untuk “fast sex“. Sex cepat dengan tetap masih berpakaian. Tandanya Bu Hesty masuk kekamarku sudah tanpa celana dalam dan dipuncak napsu. Ini sering terjadi jika Bu Hesty sedang butuh tapi Pak Hendra tak acuh terus tidur.
Tentang memek Bu Hesty, mungkin itu yang disebut memek empot ayam. Memek yang tak pernah kutemui pada semua perempuan (adik-adik, mbak-mbak, tante-tante dan ibu-ibu rumah tangga yang muda maupun tua) yang pernah kutiduri, sampai hari ini sekalipun diumurku yang 37 tahun.