Ruarr biasa!! Ternyata seorang wanita berusia 39-an masih mempunyai daya tarik sexual yang tinggi. Terus terang, baru kali ini aku berani berfantasi mengenai hubungan seks dengan teh Lena. Sementara ia bercerita tentang masa mudanya, pikiranku malah melayang dan membayangkan tubuh teh Lena sedang duduk di hadapanku tanpa selembar benangpun. Alangkah menggairahkannya. Aku seperti bisa melihat dengan jelas seluruh lekuk tubuhnya yang mulus tanpa cacat. Tanpa sadar, Kontol ku menegang dan cairan madzi di ujungnya pun mulai keluar. Celanaku tampak basah di ujung Kontol ku, dan cetakan Kontol serta testisku semakin jelas saja tercetak di selangkangan celanaku.
Membesarnya Kontol ku ternyata tak lepas dari perhatian teh Lena. Tampak jelas terlihat matanya terbelalak melihat ukuran Kontol ku yang membesar dan tercetak jelas di celana pendekku. Obrolan kami mendadak terhenti karena beberapa saat teh Lena masih terpaku pada selangkanganku.
“Kenapa teh Lena..?”, tanyaku memancing.
“Eh.., enggak.., kamu teh mikirin apa sih…?”, katanya sambil tersenyum simpul.
“Mikirin teh Lena teh.., entah kenapa barusan saya membayangkan teh Lena nggak pakai apa-apa.., aduh indahnya teh..”, tiba-tiba saja jawaban itu meluncur dari mulutku. Aku sendiri terkejut dengan jawabanku yang sangat terus terang itu dan sempat membuatku terpaku memandang wajah teh Lena. Wajah teh Lena tampak memerah mendengar jawabanku itu. Napasnya mendadak memburu.
Tiba-tiba teh Lena bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu. Ia menutup pintu kamarku dan menguncinya. Leherku tercekat, dan kurasakan jantungku berdegup semakin kencang. Dengan tersenyum dan sorot mata nakal ia menghampiriku dan duduk tepat di hadapan selangkanganku. Aku memang sedang dalam posisi selonjor dengan kedua kaki mengangkang.
“Fi, kamu pingin sama teteh..? Hmm?”, Desahnya seraya meraba Kontol tegangku dari luar celana. Aku menelan ludah sambil mengangguk perlahan dan tersenyum. Entah mengapa, aku jadi gugup sekali melihat wajah teh Lena yang semakin mendekat ke wajahku. Tanpa sadar aku menyandarkan punggungku ke tembok di ujung ranjang dan teh Lena menggeser duduknya mendekatiku sambil tetap menekan dan membelai selangkanganku. Nafas teh Lena yang semakin cepat terasa benar semakin menerpa hidung dan bibirku. Rasa nikmat dari belaian jemari teh Lena di selangkanganku semakin terasa keujung syaraf-syarafku. Napasku mulai memburu dan tanpa sadar mulutku mulai mengeluarkan suara erangan-erangan.
Dengan lembut teh Lena menempelkan bibirnya di atas bibirku. Ia memulainya dengan mengecup ringan, menggigit bibir bawahku, dan tiba-tiba.., lidahnya memasuki mulutku dan berputar-putar di dalamnya dengan cepat. Langit-langit mulutku serasa geli disapu oleh lidah panjang milik perempuan setengah baya yang sangat menggairahkan itu. Aku mulai membalas ciuman, gigitan, dan kuluman teh Lena. Sambil berciuman, tangan kananku kuletakkan di payudara kiri teh Lena. Uh.., alangkah besarnya.., walaupun masih ditutupi oleh daster, keempukan dan kekenyalannya sudah sangat terasa di telapak tanganku.
Dengan cepat kuremas-remas payudara teh Lena itu, “Emph.., emph..”, rintihnya sambil terus mengulum lidahku dan menggosok-gosok selangkanganku. Mendadak teh Lena menghentikan ciumannya. Ia menahan tanganku yang tengah meremas payudara nya dan berkata, “Fi, sekarang kamu diam dulu yah.., biar teteh yang duluan..”.
Tiba-tiba dengan cepat teh Lena menarik celana pendekku sekalian dengan celana dalamku. Saking cepatnya, Kontol ku yang menegang melejit keluar. Sejenak teh Lena tertegun menatap Kontol ku yang berdiri tegak laksana tugu monas itu. “Gusti Rafi.., ageung pisan..”, bisiknya lirih. Dengan cepat teh Lena menundukkan kepalanya, dan seketika tubuhku terasa dialiri oleh aliran listrik yang mengalir cepat ketika mulut teh Lena hampir menelan seluruh Kontol ku. Terasa ujung Kontol ku itu menyentuh langit-langit belakang mulut teh Lena. Dengan sigap teh Lena memegang Kontol ku sementara lidahnya memelintir bagian bawahnya. Kepala teh Lena naik turun dengan cepat mengiringi pegangan tangannya dan puntiran lidahnya.
Aku benar-benar merasa melayang di udara ketika teh Lena memperkuat hisapannya. Aku melirik ke arah kaca riasku, dan di sana tampak diriku terduduk mengangkang sementara teh Lena dengan dasternya yang masih saja rapi merunduk di selangkanganku dan kepalanya bergerak naik turun. Suara isapan, jilatan dan kecupan bibir perempuan montok itu terdengar dengan jelas. Kenikmatan ini semakin menjadi-jadi ketika kurasakan teh Lena mulai meremas-remas kedua bola testisku secara bergantian. Perutku serasa mulas dan urat-urat di Kontol ku serasa hendak putus karena tegangnya. Teh Lena tampak semakin buas menghisapi Kontol ku seperti seseorang yang kehausan di padang pasir menemukan air yang segar. Jari-jemarinyapun semakin liar mempermainkan kedua testisku. “Slurrp.., Cuph.., Mphh..”. Suara kecupan-kecupan di Kontol ku semakin keras saja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
- acsesoris (1)
- Agama islam (6)
- berita terbaru (4)
- Code warna (1)
- daun muda (22)
- Facebook (10)
- Follow (1)
- foto (6)
- foto hot (18)
- herbal (1)
- info (6)
- Kesehatan (1)
- Padi Organik (1)
- Panen Cabe (1)
- Pasang banner murah (1)
- Peluang Usaha (1)
- Perikanan (2)
- perkosaan (3)
- Pertanian (9)
- pesta sex (8)
- Peternakan (5)
- produk (8)
- Ramadhan (1)
- s (1)
- sedarah (56)
- selebriti (3)
- seo (22)
- setengah baya (71)
- sex (1)
- sex umum (145)
- Software (21)
- Tanaman Buah-buahan (1)
- Tanaman hias (1)
- tanaman obat (1)
- Tanaman Sayuran (13)
- tips (6)
- tips and trik (10)
- Tips Blogger (65)
- Tips cinta (9)
- Tips internet (4)
- Tips komputer (12)
- Tool (1)
- Top news (36)
- Tukar link teman (1)
- tv online. (1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar