Sabtu, 18 Agustus 2012

Birahi Ganas 3

Birahi ku sudah naik ke ubun ubun. Aku berontak untuk berusaha meremas kedua payudara montok dan besar milik wanita lajang berusia setengah baya itu, namun tangan teh Lena dengan kuat menghalangi tubuhku dan iapun semakin gila menghisapi dan menjilati Kontol ku. Aku mulai bergelinjang-gelinjang tak karuan.
“Teh Lena.., teeeh…, gantian dongg.., please.., saya udah ngga kuaat…, aahh.., sss..”, erangku seakan memohon. Namun permintaanku tak digubrisnya. Kedua tangan dan mulutnya semakin cepat saja mengocok Kontol ku. Terasa seluruh syaraf-syarafku semakin menegang dan menegang, degup jantungku berdetak semakin kencang.. napaskupun makin memburu.

“Oohh…, Teh Lena.., Teh Lena…, aahh….”, Aku berteriak sambil mengangkat pinggulku tinggi-tinggi dan, “Crat.., craat.., craat”, aku memuncratkan spermaku di dalam mulut teh Lena. Dengan sigap pula teh Lena menelan dan menjilati spermaku seperti seorang yang menjilati es krim dengan nikmatnya. Setiap jilatan teh Lena terasa seperti setruman-setruman kecil di Kontol ku. Aku benar-benar menikmati permainan ini.., luar biasa teh Lena, “Enak Fi..? Hmm?”, teh Lena mengangkat kepalanya dari selangkanganku dan menatapku dengan senyum manisnya, tampak di seputar mulutnya banyak menempel bekas-bekas spermaku.
“Fuhh nikmatnya sperma kamu Fi..” Bisiknya mesra seraya menjilat sisa-sisa spermaku di bibirnya.
“Obat awet muda ya teh..”, kataku bercanda. “Yaa gitulah…, Antosan sekedap nya? Biar teteh ambilkan minum buat kamu”. Oh my God.., benar-benar seorang wanita yang penuh pengabdian, dia belum mengalami orgasme apa-apa tapi perhatiannya pada pasangan lelakinya luar biasa besar, sungguh pasangan seks yang ideal! Kenyataan itu saja membuat rasa simpati dan birahiku pada teh Lena kembali bergejolak. Teh Lena kembali dari luar membawa segelas air. “Minum deh.., biar kamu segeran..” “Nuhun teh.., tapi janji ya abis ini giliran saya muasin teteh..”. Aku meneguk habis air dingin buatan teh Lena dan saat itu pula aku merasakan kejantananku kembali. Birahiku kembali bergejolak melihat tubuh montok teh Lena yang ada di hadapanku.
Aku meraih tangan teh Lena dan dengan sekali betot kubaringkan tubuhnya yang molek itu di atas ranjang.
“Eeehh.., pelan-pelan Fi..”, teriak teh Lena dengan geli. “Teteh mau diapain sih… “, lanjutnya manja. Tanpa menjawab, aku menindih tubuh montok itu, dan sekejap kurasakan nikmatnya payudara besar itu tergencet oleh dadaku. Juga, syaraf-syaraf sekitar pinggulku merasakan nikmatnya Kontol ku yang menempel dengan gundukan Memeknya walaupun masih ditutupi oleh daster dan celana dalamnya.
Kupandangi wajah teh Lena yang bundar dan manis itu. Kalau diperhatikan, memang sudah terdapat kerut-kerut kecil di daerah mata dan keningnya. Tapi peduli setan! Teh Lena adalah seorang wanita setengah baya yang paling menggairahkan yang pernah kulihat. Pancaran aura sexualnya sungguh kuat menerangi sanubari lelaki yang memandangnya. “Teteh mau tau apa yang ingin saya lakukan terhadap teteh?”, Kataku sambil tersenyum.
“Saya akan memperkosa teteh sampai teteh ketagihan”.
Lalu dengan ganas, aku memulai menciumi bibir dan leher teh Lena. Teh Lenapun dengan tak kalah ganasnya membalas ciuman-ciumanku. Keganasan kami berdua membuat suasana kamarku menjadi riuh oleh suara-suara kecupan dan rintihan-rintihan erotis. Dengan tak sabar aku menarik ritsluiting daster teh Lena, kulucuti dasternya, bra-nya, dan yang terakhir.., celana dalamnya. Wow.., sebuah gundukan daging tanpa bulu sama sekali terlihat sangat menantang terletak di selangkangan teh Lena. My God.., alangkah indahnya Memek teh Lena itu.., tak pernah kubayangkan bahwa ia mencukur habis bulu memeknya.
“Kamu juga buka semua dong Fi”, rengeknya sambil menarik baju kaosku ke atas. Dalam sekejap, kami berdua berdua berpelukan dan berciuman dengan penuh nafsu dalam keadaan bugil! Sambil menindih tubuhnya yang montok itu, bibirku menyelusuri lekuk tubuh teh Lena mulai dari bibir, kemudian turun ke leher, kemudian turun lagi ke dada, dan terus ke arah pentil toket susu kirinya yang berwarna coklat kemerah-merahan itu. Alangkah kerasnya pentil toket susunya, alangkah lancipnnya.., dan mmhh.., seketika itu juga kukulum, kuhisap dan kujilat pentil toket kenyal itu.., karena gemasnya, sesekali kugigit juga pentil toket itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar