Yang paling sensasional adalah.., Sore itu aku sudah berada di rumah. Karena load pekerjaan di kantorku tidak begitu tinggi, aku sengaja pulang cepat. Selesai mandi aku duduk di meja makan sambil menikmati pisang goreng buatan teh Lena. Perempuan binal itu memang luar biasa. Ia melayaniku seperti suaminya saja. Segala keperluan dan kesenanganku benar-benar diperhatikan olehnya. Seperti biasa, aku mengenakan baju kaos buntung dan celana pendek longgar kesukaanku dan (seperti biasa juga) aku tidak menggunakan celana dalam. Kebiasaan ini kumulai sejak adanya teh Lena di rumah ini, karena bisa dipastikan hampir tiap hari aku akan menikmati tubuh sintal adik ipar ayah si Nugraha itu.
Sore itu sambil menikmati pisang goreng di meja makan, aku bercakap-cakap dengan ayah Nugraha. Orang tua itu duduk di pojok ruangan dekat pintu masuk untuk menikmati semilirnya angin sore kota Bogor. Jarak antara aku dengannya sekitar 6 meter. Sambil bercakap-cakap mataku tak lepas dari teh Lena yang mondar mandir menyediakan hidangan sore bagi kami. Entah ke mana PRT kami saat itu. Teh Lena mengenakan celana pendek yang ditutupi oleh kaos bergambar Mickey Mouse berukuran ekstra besar sehingga sering tampak kaos itu menutupi celana pendeknya yang memberi kesan teh Lena tidak mengenakan celana. Aku berani bertaruh perempuan itu tidak menggunakan BRA karena bila ia berjalan melenggang, tampak payudara nya bergayut ke atas ke bawah, dan di bagian dadanya tercetak pentil toket payudara nya yang besar itu. Tanpa sadar batang Kontol ku mulai membesar.
Setelah selesai dengan kesibukannya, teh Lena duduk di sebelah kiriku dan ikut menikmati pisang goreng buatannya. Kulihat ia melirik ke arahku sambil memasukkan pisang goreng perlahan-lahan ke dalam mulutnya. Sambil mengerdipkan matanya, ia memasukkan dan mengeluarkan pisang goreng itu dan sesekali menjilatnya. Sambil terus berbasa basi dengan orang tua Nugraha, aku menelan ludah dan merasakan bahwa urat-urat Kontol ku mulai mengeras dan kepala Kontol ku mulai membesar. Tiba-tiba kurasakan jari-jemari kanan teh Lena menyentuh pahaku. Lalu perlahan-lahan merayap naik sampai di daerah Kontol ku. Dengan gemas teh Lena meremas Kontol tegangku dari luar celanaku sehingga membuat cairan beningku membuat tanda bercak di celanaku.
Setelah beberapa lama meremas-remas, tangan itu bergerak ke daerah perut dan dengan cepat menyelip ke dalam celana pendekku. Aku sudah tidak tahu lagi apa isi percakapan orang tua Nugraha itu. Beberapa kali ia mengulangi pertanyaannya padaku karena jawabanku yang asal-asalan. Degup jantungku mulai meningkat. Jemari lentik itu kini sudah mencapai kedua bolaku. Dengan jari telunjuk dan tengah yang dirapatkan, perempuan lajang itu mengelus-elus dan menelusuri kedua bolaku.., mula-mula berputar bergantian kiri dan kanan kemudian naik ke bagian batang.., terus bergerak menelusuri urat-urat tegang yang membalut batang kerasku itu, “sss…, teteh..”. Aku berdesis ketika kedua jarinya itu berhenti di urat yang terletak tepat di bawah kepala Kontol ku.., itu memang daerah kelemahanku.., dan perempuan sintal ini mengetahuinya.., kedua jemarinya menggesek-gesekkan dengan cepat urat Kontol ku itu sambil sesekali mencubitnya.”aahh…”, erangku ketika akhirnya Kontol ku masuk ke dalam genggamannya.
“Kenapa Rafi?”, Orang tua yang duduk agak jauh di depanku itu mengira aku mengucapkan sesuatu.
“E.., ee…, ndak apa-apa Pak..”, Jawabku tergagap sambil kembali meringis ketika teh Lena mulai mengocok Kontol ku dengan cepat. Gila perempuan ini! Dia melakukannya di depan kakaknya sendiri walaupun tidak kelihatan karena terhalang meja. “Saya cuma merasa segar dengan udara Bogor yang dingin ini..”, Jawabku sekenanya. “Ooo begitu.., saya pikir kamu sakit perut.., habis tampangmu meringis-meringis begitu..”, Orang tua itu terkekeh sambil memalingkan mukanya ke jalan raya.
Begitu kakaknya berpaling, teh Lena dengan cepat merebahkan kepalanya ke pangkuanku sehingga dari arah ayah Nugraha, teh Lena tak tampak lagi. Dengan cepat tangannya memelorotkan celanaku sehingga Kontol ku yang masih digenggamnya dengan erat itu terasa dingin terterpa angin. Sejenak perempuan itu memandang Kontol besarku itu.., ia selalu memberikan kesempatan pada matanya untuk menikmati ukuran dan kekokohannya. Kemudian teh Lena menjulurkan lidahnya dan mulai menjilat mengelilingi lubang Kontol ku.., kemudian ia memasukkan ujung lidahnya ke ujung lubang Kontol ku dan mengecap cairan beningku.., lalu lidahnya diturunkan lagi-lagi ke urat di bawah Kontol ku. Aku mulai menggelinjang-gelinjang tak karuan, walaupun dengan hati-hati takut ketahuan oleh kakak teh Lena yang duduk di depanku. Tanganku mulai meraba-raba payudara nya yang besar itu dan meremasnya dengan gemas, “sss.., teeehh..”, desisku agak keras ketika perempuan itu dengan kedua bibirnya menyedot urat di bawah kepala Kontol ku itu.., sementara tangannya meremas-remas kedua bolaku…, aawwww nikmatnya…, aku begitu terangsang sehingga seluruh pori-pori kulitku meremang dan mukaku berwarna merah. Aku sudah dalam tahap ingin menindih dan sesegera mungkin memasukkan Kontol ku ke dalam Memek tante tante ini tapi semua itu tak mungkin kulakukan di depan kakaknya yang masih duduk di depanku menikmati lalu lalang kendaraan di depan rumahnya.
Tiba-tiba bibir teh Lena bergerak dengan cepat ke kepala Kontol ku.., sambil terus kupermainkan pentil toketnya kulihat ia membuka mulutnya dengan lebar dan tenggelamlah seluruh Kontol ku ke dalam mulutnya. Aku kembali mendesis dan meringis sambil tetap duduk di meja makan mendengarkan ocehan orang tua Nugraha yang kembali mengajakku berbincang. Mulut teh Lena dengan cepat menghisap dan bergerak maju mundur di Kontol ku. Tanganku menarik dasternya ke atas dari arah punggung sehingga terlihatlah pantatnya yang mulus tidak ditutupi oleh selembar benangpun. Aku ingin menjamah Memeknya, ingin rasanya kumasukkan jari-jariku dengan kasar ke dalamnya dan kukocok-kocok dengan keras tapi aku sudah tak kuat lagi. Jilatan lidah, kecupan, dan sedotan teh Lena di Kontol ku membuat seluruh syarafku menegang.
Tiba-tiba kujambak rambut teh Lena dan kutekan sekuat-kuatnya sehingga seluruh Kontol ku tenggelam ke dalam mulutnya. Kurasakan ujung Kontol ku menyentuh langit-langit tenggorokan teh Lena dan, “Crottt… Crottt… Crottt “, menyemburlah cairan peju ku ke mulut teh Lena. “Ahh…, aahh.., aahh.., tetteeehh…”, Aku meringis dan mendesis keras ketika cairan Pejuhku bersemburan ke dalam mulut teh Lena. Perempuan itu dengan lahap menjilati dan menelan seluruh cairanku sehingga Kontol ku yang hampir layu kembali sedikit menegang karena terus-terusan dijilat. Aku memejamkan mataku.., gilaa.., permainan ini benar-benar menakjubkan. Ada rasa was-was karena takut ketahuan, tapi rasa was-was itu justru meningkatkan nafsuku. Teh Lena memandang Kontol ku yang sudah agak mengecil namun tetap saja dalam posisi tegak. “Luar biasa…”, Bisiknya, “Siap-siap nanti malam yah?” Katanya sambil bangkit dan beranjak ke dapur.
Aku cukup kagum dengan prestasi yang kucapai di rumah ini. Baru 2 bulan di Bogor, aku sudah bisa meniduri 2 orang wanita yang sudah lama tidak pernah menikmati sentuhan lelaki. Dan wanita-wanita itu, aku yakin akan selalu termimpi-mimpi akan besar dan nikmatnya gesekan Kontol ku di dalam Memek mereka. Not bad!!
***
TAMAT..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
- acsesoris (1)
- Agama islam (6)
- berita terbaru (4)
- Code warna (1)
- daun muda (22)
- Facebook (10)
- Follow (1)
- foto (6)
- foto hot (18)
- herbal (1)
- info (6)
- Kesehatan (1)
- Padi Organik (1)
- Panen Cabe (1)
- Pasang banner murah (1)
- Peluang Usaha (1)
- Perikanan (2)
- perkosaan (3)
- Pertanian (9)
- pesta sex (8)
- Peternakan (5)
- produk (8)
- Ramadhan (1)
- s (1)
- sedarah (56)
- selebriti (3)
- seo (22)
- setengah baya (71)
- sex (1)
- sex umum (145)
- Software (21)
- Tanaman Buah-buahan (1)
- Tanaman hias (1)
- tanaman obat (1)
- Tanaman Sayuran (13)
- tips (6)
- tips and trik (10)
- Tips Blogger (65)
- Tips cinta (9)
- Tips internet (4)
- Tips komputer (12)
- Tool (1)
- Top news (36)
- Tukar link teman (1)
- tv online. (1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar